Biasanya yang lantang menyuarakan reaksi penentangan yakni dari kalangan mahasiswa. Namun siapa sangka kaum Ibu dari Muslimat NU juga pernah lantang menyuarakan ketidakpuasan mereka pada kebijakan pemerintah.<>
Pada tahun 1961, Muslimat NU, bersama sejumlah organisasi wanita lain yang tergabung dalam aliansi Gedermus (Gerwani, Wanita Demokrat, dan Muslimat NU) mengadakan rapat dan mengambil berbagai resolusi, diantaranya adalah tuntutan penurunan harga. Salah satu tuntutan mereka yakni harga beras dari Rp. 5/kg turun menjadi Rp. 1/kg, gula pasir Rp. 6/kg menjadi Rp. 1/kg, dan minyak tanah Rp 1/liter.
Selain itu agar distribusi barang merata dan mudah, sehingga dapat dinikmati kalangan rakyat jelata. Pada periode tahun itu, harga pangan dan sembako memang sangat mahal, sementara kemampuan ekonomi rakyat masih rendah.
Tuntutan tersebut, memang pada akhirnya tidak dipenuhi pemerintah. Harga tetap membumbung tinggi. Akan tetapi paling tidak semangat dalam memperjuangkan nasib rakyat menjadi percontohan kaum ibu di masa kini. (Ajie Najmuddin/Sumber: Koran Harian Rakyat, 1961)
Terpopuler
1
Pastikan Arah Kiblat Tepat Mengarah ke Ka'bah Sore ini
2
Operasional Haji 2025 Resmi Ditutup, 3 Jamaah Dilaporkan Hilang dan 447 Meninggal
3
Trump Turunkan Tarif Impor Jadi 19 Persen, Ini Syarat yang Harus Indonesia Penuhi
4
PBNU Terima Audiensi GAMKI, Bahas Isu Intoleransi hingga Konsensus Kebangsaan
5
Kick Off Jalantara, Rais Aam PBNU Pimpin Pembacaan Kitab Karya Syekh Abdul Hamid Kudus
6
Kisah Di Balik Turunnya Ayat Al-Qur'an tentang Tuduhan Zina
Terkini
Lihat Semua