Fragmen Fragmen

Nahdlatul Muslimat Surakarta (1939), Rujukan Sekolah Perempuan

Sab, 26 November 2016 | 02:02 WIB

Sebelum ditetapkan sebagai menjadi bagian dan organisasi tersendiri pada NU, para ibu Muslimat sebetulnya sudah memulai aktivitas mereka. Ada yang memilih untuk bergerak di ranah dakwah, sosial, kesehatan dan pendidikan.

Tak terkecuali, di Surakarta, Ibu-ibu Muslimat mendirikan sebuah sekolah khusus wanita, Nahdlatul Muslimat (NDM) Surakarta. Sekolah yang terletak tak jauh dari Masjid Agung Kauman, Surakarta, ini diperkirakan berdiri pada tahun 1930-an. Para tokoh penggerak dan pengajarnya antara lain, Nyai Hj Mahmudah Mawardi (kemudian hari menjadi Ketua Umum PP Muslimat NU), Kiai Zainuddin dan lain sebagainya.

Menurut salah satu alumni sekolah tersebut, Nyai Hj Basyirah Shoimuri, pada masa lampau sekolah NDM ini menjadi rujukan para pelajar dari berbagai daerah. “Muridnya datang tidak hanya datang dari Solo, akan tetapi bahkan juga dari Jawa Timur,” kenang Basyirah, yang juga pernah menjadi Ketua PP IPPNU.

Selain Basyirah, beberapa tokoh juga pernah tercatat menjadi alumni sekolahan tersebut, antara lain ketua IPPNU pertama, Ny Hj Umroh Machfudzoh. Bahkan bisa dikatakan dari sekolah inilah lahir generasi pertama yang mendirikan IPPNU.

Sekolah NDM, memiliki dua macam tingkatan, yakni kelas 1-4 atau yang disebut dengan (Sekolah Guru Bawah) dan kelas 5-6 atau disebut dengan Sekolah Guru Atas (SGA). Lulusan dari sekolah ini, memiliki ijazah untuk bisa mengajar.

Kurangnya regenerasi serta ditambah semakin berkurangnya para tokoh NU dan Muslimat yang di lembaga tersebut, pada akhirnya membuat sekolah ini kehilangan identitas ke-NU-an.

Yang penulis ketahui sendiri, saat ini Yayasan Pendidikan NDM Surakarta dipegang oleh salah satu tokoh HTI Solo. Ini tentu disayangkan, mengingat NDM justru lahir dan dibesarkan dari para tokoh-tokoh Muslimat NU Surakarta. (Ajie Najmuddin, berdasar wawancara Ny Hj Basyiroh Shoimuri di kediamannya, Jenu, Tuban, 2014)