Internasional

14 Tahun Tanpa Pemungutan Suara, Warga Palestina Sambut Pemilu

Sen, 18 Januari 2021 | 04:15 WIB

14 Tahun Tanpa Pemungutan Suara, Warga Palestina Sambut Pemilu

Presiden Palestina Mahmoud Abbas (kanan) menandatangani dekrit untuk melakukan pemilihan parlemen, presiden, pada 22 Mei dan 31 Juli, setelah melakukan pertemuan dengan Ketua Komisi Pemilihan Pusat (CEC) Hanna Nasser, di Ramallah, Tepi Barat, pada 15 Januari 2021. (Foto: Andolu)

Jakarta, NU Online

Warga Palestina akan menyambut pemilihan parlemen, presiden dan Dewan Nasional pada musim semi dan musim panas tahun 2021 ini di bawah dekrit yang ditandatangani Jumat (15/1/2021) oleh Presiden Palestina, Mahmoud Abbas. Langkah itu mengakhiri periode 14 tahun tanpa pemungutan suara.


Pemilihan parlemen akan diadakan pada 22 Mei, pemilihan presiden pada 31 Juli, dan pemilihan Dewan Nasional pada 31 Agustus.


Abbas mengadakan seremonial penandatanganan keputusan tersebut saat bertemu dengan Hanna Nasser, ketua Komisi Pemilihan Pusat (CEC) di markas besar presiden di Ramallah, Tepi Barat, kutip kantor berita resmi Palestina WAFA.

 

Baca juga: 


Kelompok perlawanan Palestina Hamas menyambut baik pengumuman itu dalam sebuah pernyataan. "Penting agar pemilihan ini berhasil dengan cara yang akan memastikan kepentingan rakyat Palestina, yang memiliki hak mutlak untuk memilih pemimpin dan perwakilan mereka," kata mereka yang juga dikutip kantor berita Anadolu.


Hamas mengatakan bahwa lingkungan pemilu yang layak dan bebas harus disiapkan sehingga para pemilih dapat mengekspresikan keinginannya sendiri tanpa syarat dan tanpa tekanan apa pun.


Kelompok itu menekankan bahwa untuk membangun kembali sistem politik Palestina, menyepakati strategi nasional yang komprehensif melawan Israel dan mencapai semua itu, dialog nasional yang komprehensif di mana semua warga Palestina berpartisipasi tanpa kecuali harus dipercepat.

 

Baca juga: 


Dua kelompok Palestina Hamas dan Fatah terlibat perselisihan sejak Hamas merebut Jalur Gaza dari Fatah pada 2007. Namun, September lalu mereka bertemu di Turki dan menyetujui pemilihan parlemen dan presiden.


Pada 31 Desember, pemimpin senior Hamas Ismail Haniyeh mengirimi Abbas surat resmi untuk mengakhiri perpecahan dan mengadakan pemilihan umum di wilayah Palestina.


Pewarta: Fathoni Ahmad

Editor: Muchlishon