Internasional

Banjir Bandang Pakistan: 1.136 Orang Meninggal, 1 Juta Rumah Rusak, 33 Juta Warga Terdampak

Sel, 30 Agustus 2022 | 13:30 WIB

Banjir Bandang Pakistan: 1.136 Orang Meninggal, 1 Juta Rumah Rusak, 33 Juta Warga Terdampak

Banjir Bandang Pakistan. (Foto: Zahid Hussain/AP Photo)

Jakarta, NU Online
Puluhan juta warga Pakistan terdampak bencana banjir. Sebanyak 1.136 warga dikabarkan meninggal dunia akibat banjir bandang yang telah melanda sejak Juni 2022 itu. Jumlah itu diprediksi akan terus bertambah.

 

Melansir Aljazeera, musim hujan yang belum pernah terjadi sebelumnya itu telah merendam keempat provinsi di Pakistan dan mempengaruhi 33 juta warga lainnya atau sekitar 15 persen dari total 220 juta populasi Pakistan. Hampir satu juta rumah dilaporkan rusak parah, akses jalan rusak,dan pemadaman listrik secara meluas.


 
Ribuan prajurit Pakistan telah dikerahkan untuk melakukan pencarian dan mengevakuasi para korban. Sekitar 180 ribu orang telah dievakuasi dari Charsadda dan 150 ribu dari distrik Nowshera di barat laut Provinsi Khyber Pakhtunkhwa.

 

Menteri Perencanaan Pakistan Ahsan Iqbal, mengatakan banjir maut di negaranya itu diperkirakan telah mengakibatkan kerugian lebih dari 10 miliar dolar AS atau sekitar Rp 148,8 triliun.

 

"Saya pikir itu akan menjadi besar. Sejauh ini, sangat awal, perkiraan awal kerugian adalah lebih tinggi dari US$ 10 miliar," kata Ahsan Iqbal, melansir Reuters.

 

"Sejauh ini kita telah kehilangan 1.000 nyawa manusia. Kerusakan hampir mencapai satu juta rumah," tambahnya.

 

Banjir terburuk dalam sejarah

Krisis iklim adalah penyebab utama bencana banjir yang terjadi di Pakistan. Imbas musim hujan yang sangat basah.

 

Menteri Perubahan Iklim Pakistan Sherry Rehman, menyebut bahwa curah hujan yang tinggi menyebabkan banjir takterelakkan. Curah hujan sembilan kali lebih tinggi dari rata-rata di Provinsi Sindh dan lima kali lebih tinggi di seluruh Pakistan.

 

“Pakistan belum pernah melihat siklus monsun (hujan) yang tak terputus seperti ini,” kata Sherry Rahman, melansir The Guardian.

 

“Delapan minggu hujan non-stop telah menyebabkan bencana besar. Ini adalah banjir dari semua sisi. Monster monsun mendatangkan malapetaka tanpa henti di seluruh negeri," tambahnya.

 

Sementara itu, Ilmuwan Iklim dari kelompok Analisis Iklim di Islamabad Fahad Saeed, mengatakan bahwa banjir yang terjadi kali ini merupakan terparah sepanjang sejarah.

 

“Kami menyaksikan banjir terburuk dalam sejarah negara ini,” kata Fahad.

 

Kontributor: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Aiz Luthfi