Internasional

Banser Taiwan, Bukti NU Semakin Diterima di Bumi Formosa

Ahad, 21 Januari 2018 | 14:35 WIB

Taipei, NU Online
Kepala Satuan Markas Barisan Serbaguna (Kasema Banser) Taiwan Robet Tri Sasongko mengatakan, Banser Taiwan akan selalu siap-siaga dalam menjaga setiap kegiatan yang diadakan Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Taiwan, termasuk mengawal kiai-kiai yang berkunjung ke bumi Formosa itu.

“Semakin banyak kiai-kiai NU yang hadir ke sini, kita harus menjaga dan mengawalnya,” kata Robet di sela-sela acara kunjungan Rais ‘Aam PBNU KH Ma’ruf Amin di Kantor PCINU Taiwan di Taipei, Ahad (21/1).

Berbeda dengan Banser yang ada di tanah air, Banser Taiwan tidak mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Dasar (Diklatsar) sebagaimana yang diadakan di Indonesia. Di sini, Banser yang pernah ikut Diklatsar di Indonesia melatih mereka yang ingin menjadi anggota baru. 

Robet mengaku bangga karena menjadi bagian dari Banser Taiwan meski tugas yang diemban tidak ringan, yakni menjaga kiai dan mengamankan kegiatan-kegiatan NU di negeri orang. Meski tidak pernah ikut Diklatsar, Banser Taiwan memiliki semangat yang tinggi untuk mengawal kiai-kiai NU.

“Di sini lebih luar biasa lagi karena Banser memiliki niat, tekad, keberanian, dan semangat untuk mengawal kiai yang sowan ke Taiwan,” jelasnya.

Ada 100 orang lebih yang ikut tergabung dalam Banser Taiwan. Selain itu, banyak juga dari Fatayat yang bergabung menjadi Fatayat Serbaguna (Fatser).

Laki-laki asal Ponorogo ini menyebutkan, jumlah Banser dan warga NU yang semakin banyak ini menjadi bukti bahwa NU di Taiwan semakin berkembang dan diterima. Ia menampik jika ada pihak-pihak yang menilai kalau NU di Taiwan itu tidak baik.

“Yang mengatakan NU di sini sakit. Kami katakan kepada mereka bahwa NU sehat, NU baik-baik saja. Di sini NU berkembang pesat, kalau NU sakit mustahil NU bisa berkembang di sini,” ujarnya.

Saat ini, ada 10 Pengurus Ranting NU yang tersebar di seluruh wilayah Taiwan. 

Suka-duka menjadi Banser di Taiwan

Salah seorang Banser Taiwan Maryoto mengatakan, salah satu kendala menjadi Banser di Taiwan adalah soal waktu. Bagaimanapun juga, kebanyakan anggota Banser di Taiwan adalah pekerja, baik di perusahaan atau pun rumah tangga. Namun demikian, Banser NU memiliki semangat yang tinggi untuk aktif di kegiatan-kegiatan NU.  

“Kadang-kadang Minggu ada yang masih kerja,” katanya.

Laki-laki yang akrab disapa Kang Bae ini juga mengaku bangga karena bisa mengawal kiai-kiai NU yang bertolak ke Taiwa, selain menjaga keberlangsungan kegiatan-kegiatan PCINU Taiwan. 

Ia menuturkan, Banser disini cukup aktif karena memang kegiatan PCINU Taiwan aktif dan bersifat rutin. Salah satu kegiatan yang menjadi rutinitas adalah tabligh akbar. Kegiatan ini diselenggarakan dua kali dalam satu bulan dan tempatnya berkeliling dari satu kota ke kota lainnya di Taiwan.

“Untuk (mengamankan) tabligh akbar, yang dilaksanakan setiap bulan dua kali. Diadakan keliling, hampir di seluruh kota di Taiwan,” jelasnya. (Muchlishon Rochmat)