Internasional

Cara Muslim Tiongkok Merayakan Maulid Nabi

Sab, 9 November 2019 | 13:30 WIB

Cara Muslim Tiongkok Merayakan Maulid Nabi

Ilustrasi Muslim China. (Foto: Reuters)

Beijing, NU Online
Rabiul Awwal menjadi bulan istimewa bagi umat Islam. Karena pada bulan tersebut—tepatnya 12 Rabiul Awwal- Nabi Muhammad dilahirkan di dunia ini. 
 
Setiap tahunnya, umat Islam di seluruh penjuru dunia merayakan hari kelahiran (Maulid) Nabi dengan berbagai macam cara. Tak terkecuali umat Muslim di Tiongkok. 
 
Diberitakan Antaranews, Sabtu (9/11), ratusan Muslim Tiongkok dari etnis Hui berkumpul di Masjid Nandouya, Beijing untuk memperingati Maulid Nabi yang jatuh pada hari ini. Mereka mengisi perayaan Maulid Nabi dengan membaca Al-Qur’an dan berdoa bersama.
 
Mereka kemudian makan bersama di sebuah ruang serba guna yang masih dalam area masjid. Berbagai macam makanan dihidangkan. Mulai dari nasi putih, roti goreng, nugget, sup ayam, sup daging sapi, bakso sapi, hingga bakso daging sapi goreng. Acara santap bersama tersebut dimulai sejak pukul 09.00 waktu setempat atau 08. 00 WIB.

Imam Masjid Nandouya, Zhao Yong Qiang (50) menjelaskan, perayaan Maulid Nabi di masjid yang telah berusia 200 tahun tersebut rutin digelar setiap tahun. Dikatakan, acara Maulid Nabi di masjid tersebut banyak dihadiri umat Muslim di Tiongkok.

“Suasananya selalu ramai seperti ini,” kata Qiang.

Untuk diketahui, perayaan Maulid Nabi sudah dilakukan oleh masyarakat Muslim sejak tahun kedua hijriah. Ketika itu, seorang bernama Khaizuran (170 H/786 M) yang merupakan ibu dari Amirul Mukminin Musa al-Hadi dan al-Rasyid datang ke Madinah dan memerintahkan penduduk mengadakan perayaan kelahiran Nabi Muhammad di Masjid Nabawi. 

Khaizuran kemudian menyambangi Makkah dan menyampaikan perintah yang sama kepada penduduk setempat. Jika di Madinah bertempat di masjid, Khaizuran memerintahkan kepada penduduk Makkah untuk merayakan Maulid di rumah-rumah mereka.

Di Indonesia sendiri, Maulid Nabi secara umum diperingati dengan berbagai macam kegiatan. Di antaranya pengajian, barzanjian atau pembacaan manakib Nabi Muhammad dalam kitab Maulid BarzanjiMaulid Simtud Dhurar, Diba’i, Saraful Anam, Burdah, dan lain-lain.

Pewarta: Muchlishon
Editor: Abdul Muiz