Internasional

Cara Warga Meksiko Hormati Orangtuanya

NU Online  ·  Senin, 30 Oktober 2017 | 12:30 WIB

Cara Warga Meksiko Hormati Orangtuanya

Nurul Friska Dewi (kanan) di Festival Dia De Los Muertos di Meksiko

Toluca, NU Online 
Nurul Friska Dewi, Dosen PAI Jurusan Tarbiyah STAINU Temanggung, berkesempatan mengikuti Festival Dia De Los Muertos di Meksiko, Ahad (29/10) malam waktu Wina.
.
Peraih Program Beasiswa 5000 Doktor Kemenag dan Program Sandwich Austria ini menjelaskan, Festival Dia De Los Muertos menjadi budaya unik di Meksiko tersebut. Menurut dia, tradisi itu hampir sama seperti di Jawa, di Nusantara yang intinya menghormati orang-orang yang sudah meninggal.

"Jika di Eropa dan Amerika ada festival Halloween; di Indonesia ada Takbir Keliling, tradisi nyewu, nyatus, maka di Meksiko ada festival unik. Festival El Dia de Los Muertos merupakan hari orang mati di Meksiko. Perayaan tradisional dimulai pada tengah malam pada malam, biasanya mulai tanggal 29-30 Oktober atau tanggal 1 dan 2 November setiap tahunnya," cerita Friska.

Hari tersebut manjadi hari libur nasional. Di Amerika Serikat festival tersebut juga dirayakan oleh komunitas Mexican atau masyarakat Meksiko yang menetap di sana.

Dia De Los Muertos (Day of the Dead) diadakan oleh masyarakat Meksiko,dihadiri anak-anak, orang dewasa, maupun keluarga. Friska meneruskan ketika akan masuk di Kursalon, ia melihat orang-orang dengan wajah yang dilukis. Saat berada di dalam, sudah ada pertunjukan. Kelap kelip lampu dan dekorasi warna warni di atas ruangan tersebut mempercantik ruangan.

"Saya pun melihat ruangan lain yang isinya adalah makanan dan barang-barang handmade dari Meksiko. Setelah saya mencicipi camilan dan roti, saya pun menuju ruang pertama tadi. Di pojok saya melihat tempat untuk merias wajah atau melukis wajah," jelas Alumnus Pascasarjana UGM Yogyakarta tersebut.
 
Sementara menunggu giliran, dia disapa beberapa orang dan langsung bicara cas cis cus bahasa Spanyol.

"Hmmm... di situ saya mulai roaming. Akhirnya kami bicara Bahasa Inggris, ternyata oh ternyata saya dikira orang Spanyol. Hadeh padahal beda," tambah Friska.

Dalam acara tersebut juga terdapat ritual bagaimana mereka menghormati orang-orang yang sudah meninggal, yaitu dengan melukis wajah orang-orang yang mengikuti acara. Friska pun memberanikan diri untuk dilukis setelah giliran seorang temannya. Hasilnya ternyata tidak menakutkan.

"Tapi malah lucu kayak panda," komentar Friska.

Setelah acara tersebut, Friska pun pulang.

"Nah di situ saya mulai merasakan bagaimana saya menjadi hantu karena orang di luar sana yang tidak tahu akan kaget, untung deh di lift ga ketemu orang pas buka pintu," cerita Friska lagi,
 
Friska menilai, bentuk tradisi menghormati orang yang sudah meninggal juga dilakukan di sana. Sama dengan Nahdliyin yang menghormati orang yang sudah menginggal dengan berdoa, tahlil, atau ziarah kubur. (Ibda/Kendi Setiawan).