Internasional

Cerita Ataka, Ketua NU Inggris yang Dalami Robotika

Sen, 9 Maret 2020 | 19:00 WIB

Cerita Ataka, Ketua NU Inggris yang Dalami Robotika

Ahmad Ataka Awwalur Rizqi (Foto: dok pribadi)

Jakarta, NU Online
Dibesarkan di lingkungan santri, tak menghalangi Ahmad Ataka Awwalur Rizqi untuk mendalami bidang robotika. Hal tersebut tak lepas dari paradigma yang ditanamkan oleh ayahnya.
 
"Saya banyak berdiskusi dengan abi saya. Beliau yang cukup membentuk mindset saya saat ini," ujarnya seperti dalam  siaran langsung pada kanal Youtube Official PCINU UK, Ahad (8/3).
 
Saat masih duduk di bangku SMP, Ataka sempat meminta ke ayahnya untuk tinggal di pesantren 100 persen. Namun, ayahnya mengarahkan bahwa ke depan tidak saja menjalankan fardu ain, seperti shalat, tetapi juga menjalankan fardu kifayah, seperti bidang kedokteran.
 
"Waktu itu abi saya menjelaskan bahwa kamu juga harus menguasai sains. Jadi, kalau kamu menyukai sains, bisa fokus di situ, tanpa harus meninggalkan ngajinya," ujar Ketua Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Inggris Raya itu.
 
Baca:
 
 
 
 
Jadi, ia tetap menjadi ngajinya, tetapi tidak meninggalkan bidang ilmu lain yang ia tekuni. Apalagi, ke depan, ilmu sains dan teknologi sangat dibutuhkan. Maslahatnya ini, katanya, sangat banyak. 
 
"Kalau saya pribadi, kita harus membuka cakrawala kita, bismillah memberi maslahat sesama manusia. Semua ilmu kan asalnya dari Allah. Sama-sama belajar," kata peneliti posdoktoral di Queen Mary University of London itu.
 
Menurutnya, siswa itu harus mulai diarahkan untuk juga membuka cakrawala dunia pascasekolah agar mereka terbuka wawasannya. Karenanya, ia melihat pemerintah perlu meningkatkan kualitas sarana prasarana pendidikan di berbagai tempat di Indonesia. 
 
"Internet itu yang wajib di revolusi industri 4.0 ini agar dapat akses pengetahuan luas. Perlu juga infrastrukturnya di daerah terpencil di Indonesia," ujarnya pada galawicara berjudul Bagaimana Teknologi Mengubah Masa Depan Indonesia itu.
 
Attaka mengatakan orang yang sukses dan kurang sukses terkadang dipengaruhi soal akses informasi. Kalau nanti pemeritah bisa membantu di bidang ini, masyarakat di pedalaman bisa terbuka.
 
Internet, katanya, bisa mengantarkan siswa belajar macam-macam. Fungsinya bukan menggantikan sekolah, tapi membantu sekolah. 
 
Hal lain yang perlu diperhatikan oleh pemerintah lagi, menurutnya, adalah soal tenaga pengajar. "Mereka harus dibekali teknologi," pungkasnya.
 
Sebagai informasi, di usianya yang masih belia, Ataka sudah menulis novel ratusan halaman. Ia bahkan pernah diundang secara khusus ke galawicara di stasiun televisi swasta nasional pada program Kick Andy dalam episode Cara Gila Menulis Buku.
 
Dalam acara yang disiarkan pada 20 Desember 2007 itu, ia mengaku awalnya bercita-cita menjadi dokter. Namun, sikapnya yang kerap kali tergesa-gesa membuatnya mengurungkan hal tersebut karena khawatir justru akan salah mengobati pasiennya.
 
Setelah menamatkan studinya di teknik elektro pada Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, ia melanjutkan pendidikan doktoralnya di King's College University.
 
Pewarta: Syakir NF
Editor: Kendi Setiawan