Internasional

Data Korban Gempa Maroko Terbaru: 2.497 meninggal, 2.476 Luka-Luka

Sen, 11 September 2023 | 22:30 WIB

Data Korban Gempa Maroko Terbaru: 2.497 meninggal, 2.476 Luka-Luka

Tim penyelamat gempa Maroko sedang melakukan evakuasi korban. (Foto: AFP)

Jakarta, NU Online 
Data terbaru Kementerian Dalam Negeri Maroko menunjukkan bahwa terdapat 2.497 orang meninggal per Senin (11/9/2023) pukul 10.00 pagi waktu setempat. Gempa tersebut juga mengakibatkan 2.476 orang luka-luka.

 

"Jumlah korban terbaru dari gempa bumi yang mengguncang beberapa provinsi dan prefektur di Kerajaan pada tanggal 8 September telah menyebutkan jumlah korban tewas sebanyak 2.497 orang dan jumlah korban luka sebanyak 2.476 orang hingga pukul 10.00 pagi pada hari Senin," tulis kantor Berita Maroko (MAP) sebagaimana dikutip dari data terbaru Kementerian Dalam Negeri Maroko pada Senin (11/9/2023).

 

Laporan tersebut mencatat penambahan jumlah kematian pada sejumlah provinsi. Secara rinci, Kementerian Dalam Negeri Maroko mencatat 1.452 kematian di Provinsi Al Haouz, 764 kematian di Provinsi Taroudant, 202 di Provinsi Chichaoua, dan 18 kematian di Prefektur Marrakesh.

 

Sementara di prefektur dan Provinsi Ouarzazate, Azilal, Agadir Ida Outnane, Grand Casablanca, Youssoufia dan Tinghir, tidak ada penambahan korban meninggal.

 

MAP juga menyebutkan bahwa otoritas publik melanjutkan upaya mereka untuk mempercepat operasi penyelamatan, mengevakuasi dan memberikan perawatan bagi korban luka, dan memobilisasi semua sumber daya yang diperlukan untuk menanggapi dampak dari tragedi ini.

 

Gempa yang mengguncang Maroko pada Jumat (8/9/2023) malam itu berkekuatan lebih dari 6 skala Richter, bahkan mendekati 7 skala Richter.

 

Gempa ini berpusat 80 km barat daya Marrakesh, tepatnya di daerah Al Haouz. Getarannya yang dahsyat ini terasa hingga sejauh 400 km dari titik pusatnya. Tak pelak, Ketua Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Maroko Muhammad Arief Arafat menyampaikan bahwa getaran juga terasa di wilayah yang berbatasan langsung dengan Aljazair.

 

"Teman-teman yang berada di Kota Oujda, perbatasan Maroko-Aljazair, merasakannya,” kata mahasiswa program magister ilmu-ilmu keislaman dan maqosidnya di Universitas Hassan II di Kota Mohammedia itu pada Sabtu (9/9/2023).

 

Ia juga mengabarkan bahwa seluruh warga Nahdliyin dan warga Indonesia di Negeri Maghrib itu selamat dari bencana mengerikan itu. “Alhamdulillah tidak ada korban dari warga Indonesia,” kata pria asal Jepara itu.