Demonstrasi Besar di Turki Buntut Penahanan Wali Kota Istanbul, Ribuan Orang Ditangkap
NU Online · Jumat, 28 Maret 2025 | 10:30 WIB
Muhammad Syakir NF
Penulis
Jakarta, NU Online
Hampir 1900 orang ditahan oleh Pemerintah Turki dalam aksi demonstrasi besar-besaran yang terjadi pada Ahad (23/3/2025) lalu. Aksi unjuk rasa tersebut dipicu oleh penangkapan Wali Kota Istanbul Ekrem Imamoglu yang atas dasar ragam tuduhan, mulai korupsi hingga terlibat dalam organisasi kriminal.
Para demonstran menilai bahwa penangkapan tersebut dinilai politis mengingat Imamoglu merupakan sosok oposisi terhadap pemerintahan Erdogan dan dianggap menjadi pesaing terkuatnya dalam pemilihan presiden yang masih akan berlangsung tiga tahun lagi, yakni pada tahun 2028 itu.
Akademisi Universitas Negeri San Diego Amerika Serikat Ahmet T Kuru menilai bahwa Imamoglu merupakan rival terberat yang bakal dihadapi Presiden Turki saat ini, Recep Tayyip Erdogan.
"Turki dipimpin Erdogan 22 tahun dan tidak pernah mengalami tantangan berarti dari rival yang lebih populer. Namun sekarang dia sangat khawatir bahwa Walikota Istanbul Ekrem Imamoglu, menurut seluruh berita, itu lebih populer," katanya dikutip NU Online dalam wawancaranya bersama ABC Net, pada Jumat (28/3/2025).
Oleh karena itu, lanjut Kuru, Erdogan mengambil langkah hukum untuk menempatkannya dalam penjara. Namun, rakyat Turki berunjuk rasa memprotes kebijakan tersebut.
Kuru menjelaskan bahwa Turki menghadapi dua kelompok, yaitu Islamis dan Sekularis dalam beberapa dekade. Ekrem Imamoglu, terangnya, muncul di partai sekular yang dibiayai Mustafa Kemal Ataturk, pendiri Partai Rakyat Republik.
Meskipun demikian, dia juga menarik pemilih Islam karena dia menunjukkan diri sebagai Muslim, mampu melantunkan Al-Qur’an, mampu menjangkau perempuan yang berjilbab. “Dan oleh karena itu, dia dapat menarik dua kubu pemilih yang membuat dia menjadi kandidat paling popular dalam pemilihan presiden mendatang,” katanya.
Sementara itu, M Akbar Angkasa, mahasiswa doktoral bidang sosiologi Universitas Marmara, Istanbul, menyampaikan bahwa aksi protes itu terjadi di beberapa titik, khususnya di depan Kantor Walikota Istanbul, pada Ahad (23/3/2025) waktu setempat. Ia menyebut bahwa demonstrasi kali ini dilakukan oleh sejumlah kelompok, mayoritas anak-anak muda.
Aksi demonstrasi tersebut membuat sejumlah angkutan umum tidak beroperasi. Namun, per dua hari lalu, Rabu (26/3/2025), jalan di Istanbul kembali normal.
Akbar menuturkan bahwa Ankara dan Istanbul menjadi dua kota penting yang berhasil direbut oposisi. Aksi unjuk rasa muncul akibat pencabutan gelar sarjana Ekrem Imamoglu dari Universitas Istanbul dan penahanannya karena ragam tuduhan. Pencabutan gelar itu di antara yang menghambatnya menjadi calon presiden selain pemenjaraannya.
“Itu (pencabutan gelar sarjana) menjadi dasar (Imamoglu tidak bisa dicalonkan sebagai presiden mengingat calon presiden di Turki harus pernah menamatkan studi pendidikan tinggi),” ujarnya.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Jangan Ikut Campur Urusan Orang, Fokus Perbaiki Diri
2
Khutbah Jumat: Menjadi Hamba Sejati Demi Ridha Ilahi
3
3 Instruksi Ketum PBNU untuk Seluruh Kader pada Harlah Ke-91 GP Ansor
4
Ketum GP Ansor Kukuhkan 100.000 Banser Patriot Ketahanan Pangan, Tekankan soal Kemandirian
5
Sanksi Berat bagi Haji Ilegal: Dipenjara, Dideportasi, dan Didenda Rp224 Juta
6
PCINU Mesir Gelar PD-PKPNU Angkatan I, Ketua PBNU: Lahirkan Kader Penggerak sebagai Pemimpin Masa Depan
Terkini
Lihat Semua