Internasional

Imbauan KBRI Beirut untuk WNI di Lebanon Pasca-Ledakan Dahsyat

Rab, 5 Agustus 2020 | 02:00 WIB

Imbauan KBRI Beirut untuk WNI di Lebanon Pasca-Ledakan Dahsyat

Ledakan horor di Beirut, Lebanon. (Foto: bbc.com)

Jakarta, NU Online

Ledakan dahsyat terjadi di Pelabuhan Beirut, Lebanon, pada Selasa (4/8) sore waktu setempat. Hal tersebut mengakibatkan puluhan korban jiwa dan ribuan orang luka-luka. Ledakan itu juga menghancurkan gedung-gedung dan fasilitas di sekitarnya.


Sehubungan dengan hal itu, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Beirut mengimbau kepada seluruh Warga Negara Indonesia (WNI) diimbau untuk tetap waspada dengan tidak panik.


"Waspada namun tidak panik, dan selalu mengikuti perkembangan situasi melalui media setempat dan media KBRI Beirut," sebagaimana disebutkan dalam keterangan tertulis pada Selasa (4/8).


KBRI Beirut juga meminta WNI agar menjauhi tempat-tempat yang menjadi potensi risiko ledakan. Hal itu diupayakan dengan tetap berada di dalam rumah atau tempat yang aman dan menaati peraturan setempat.


Di samping itu, ledakan yang disinyalir berasal dari 2.700 ton Ammonium Nitrate yang disimpan di gudang pelabuhan itu memberikan potensi risiko terhadap kesehatan. Karenanya, saat mengakses udara luar diharap untuk menggunanakan Masker.


WNI juga diimbau untuk memastikan keselamatan dan keberadaan orang-orang terdekat. Hal lain yang perlu dipastikan adalah keberadaan identitas diri seperti paspor, kartu izin tinggal, dan identitas lainnya serta uang tunai yang cukup berada dalam jangkauan.


Selain itu, masyarakat Indonesia di Lebanon juga perlu menginformasikan kepada KBRI Beirut apabila ada pribadi, maupun WNI terdekat yang terancam keselamatan maupun terdampak oleh Ledakan dimaksud. 


Dalam keadaan darurat, WNI yang memerlukan bantuan maupun perlindungan dapat menghubungi nomor +961 5 924 676 (Telp) atau +961 70817 310 (WhatsApp).


Sementara itu, Pemerintah Lebanon menyatakan Status Darurat atau State of Emergency selama 2 (dua) minggu ke depan atas terjadinya peristiwa tersebut.


Pewarta: Syakir NF

Editor: Fathoni Ahmad