Internasional Kunjungan PBNU ke China

Jejak Islam Nusantara di Masjid Youngning China

NU Online  ·  Ahad, 13 Mei 2018 | 10:30 WIB

China, NU Online
Salah satu agenda perjalanan PBNU ke China adalah mengunjungi masjid bersejarah Youngning. Masjid ini merupakan salah satu masjid tertua di China yang dibangun pada masa Dinasti Ming (164-1661). Abu Bakar, salah satu pengurus masjid menuturkan bahwa masjid ini memiliki sejarah penting bagi Islam di China. 

“Inilah masjid yang pertama kali membuka madrasah untuk tingkat pemula (madrasah ibtidaiyyah). Dari sekolah inilah kemudian lahir para ulama yang menyebar di daratan Cina,” kata Abu Bakar saat diskusi dengan rombongan PBNU, Sabtu (12/5) waktu setempat.

Menurut Ketua PBNU, KH Abdul Manan Ghani, Masjid Youngning ini memiliki kelebihan yang patut ditiru oleh pemgurus masjid di Indonesia yaitu memaksimalkan fungsi masjid tidak hanya sebagai ruang ibadah tetapi juga pendidikan, pemberdayaan ekonomi dan juga sosial. Bahkan menurutnya, pengurus masjid Youngning ini memiliki kesadaran yang tinggi atas pentingnya menjaga dokumentasi. Hal ini dibuktikan dengan adanya profil masjid yang dibuat dengan sedemikian menarik dan diletakkan di tempat terbuka, sehingga memudahkan siapapun yang ingin mengenal masjid lebih detail.

Keunikan masjid ini semakin mengejutkan ketika ketua umum PBNU, KH Said Aqil Siroj memasuki ruang koleksi naskah. Di dalam ruangan yang menyerupai perpustakaan itu, Kiai Said menemukan satu buku berbahasa arab dengan sistem pemaknaan ala pesantren, yaitu penggunaan kode-kode ilmu nahwu semisal huruf mim kecil untuk menandai mubtada dan kha’ kecil untuk khabar dan seterusnya.

Menurut Kiai Said, hal ini menunjukkan adanya hubungan antara masyarakat Muslim Yunnan pada khususnya dan Muslim China pada umumnya dengan dunia pesantren dan Islam Nusantara. Bahkan lebih dari itu, hal ini membuka pintu penelitian lebih lanjut yang harus ditindaklanjuti oleh para pengkaji Islam Nusantara. (Ulil Hadrawi/Zunus)