Internasional

Jepang Dihantam Gempa Dahsyat, Nahdliyin Dilaporkan Selamat

Sel, 2 Januari 2024 | 13:00 WIB

Jepang Dihantam Gempa Dahsyat, Nahdliyin Dilaporkan Selamat

Kondisi pasca gempa bumi di Jepang. (Foto: NHK)

Jakarta, NU Online

Gempa bumi dahsyat mengguncang wilayah Noto, Prefektur Ishikawa, Jepang pada Senin (1/1/2024) sore waktu setempat.


Dikutip dari kantor berita NHK, gempa dengan Magnitudo (M) 7,6 itu menyebabkan sedikitnya 30 orang meninggal dunia. Jumlah tersebut diprediksi masih bisa bertambah. Para pejabat setempat memperingatkan bahwa gempa dengan intensitas serupa mungkin terjadi pekan depan, terutama dalam dua hingga tiga hari ke depan.


Ketua Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Jepang Achmad Ghazali mengatakan, warga NU di Prefektur Ishikawa selamat dari gempa dan saat ini dalam kondisi yang aman.


“Alhamdulillah kami semua baik-baik saja. Teman-teman Majelis Wakil Cabang Istimewa NU (MWCINU) Ishikawa yang merupakan provinsi pusat gempa juga aman, belum ada laporan korban,” kata Ghazali saat dikonfirmasi NU Online, Selasa (2/1/2024).


Hal itu juga dibenarkan oleh Ketua MWCINU Ishikawa Habib Subagio. Dia menyebut bahwa dari total 13 Nahdliyin yang bermukim di Ishikawa, semuanya dalam keadaan aman.


“Di sini teman-teman pengurus MWCINU sekitar 13 orang. Aman Insyaallah,” tutur dia.


Ketika gempa terjadi, Subagio sedang dalam perjalanan menuju daerah Shirakawago. Meski pusat gempa berada di wilayah Noto, tetapi getaran gempa merambat hingga mengganggu perjalanan kereta.


“Saya kemarin pas waktu gempa paling kenceng sedang berada di Shirakawago. Saya mengantar tamu sampai stasiun, ternyata kereta berhenti karen dampak gempa,” katanya.


Sementara itu, warga yang berada di lokasi terdampak dievakuasi di lapangan terbuka. Hingga pukul 20.00 malam, sambung dia, masih terjadi beberapa kali gempa susulan.


“Sampai jam 8 masih ada gempa susulan meskipun kecil,” ujar dia.


Selama empat tahun tinggal di Jepang, Subagio mengaku baru kali pertama merasakan gempa yang cukup besar.


“Saya baru empat tahun di Jepang, dan baru pertama kali saya merasakan di lingkungan berdampak gempa di Jepang,” tutur dia.


Badan Meteorologi Jepang (JMA) mengatakan, pasca gempa tersebut, ada sekitar 100 gempa susulan. Sebelumnya, peringatan tsunami besar juga dikeluarkan untuk memperingatkan adanya potensi tsunami setinggi lima meter yang mungkin terjadi di sepanjang pantai utara Jepang Tengah dalam jarak 300 km dari pusat gempa. Namun kini, JMA mencabut semua peringatan waspada tsunami di sepanjang Laut Jepang dan menurunkan peringatan tsunami besar menjadi imbauan.