Internasional

Jihadis Culik Enam Guru di Mali Gegara Mengajar dengan Bahasa Prancis

Sab, 26 Oktober 2019 | 10:00 WIB

Jihadis Culik Enam Guru di Mali Gegara Mengajar dengan Bahasa Prancis

Ilustrasi belajar di sebuah sekolah di Mali. (Foto: issafrica)

Bamako, NU Online
Kelompok jihadis menculik enam guru di Mali pada Jumat (25/10) karena mereka mengajar dengan menggunakan bahasa Perancis di dalam kelas. Para pejabat Mali menggunakan kata ‘teroris’ untuk menggambarkan para jihadis tersebut.

"Teroris menculik enam guru dari sebuah sekolah di Korientze karena mereka mengajar dalam bahasa Prancis," kata petugas keamanan, seperti diberitakan AFP, Sabtu (26/10). 

Korientze adalah sebuah desa yang terletak sekitar 150 kilometer atau 95 mil dari ibu kota regional Mopti. Dilaporkan, para jihadis yang menyerang tersebut berjumlah banyak, bersenjata, dan menggunakan sepeda motor.

Dikatakan juga, mereka yang menyerang di sebuah sekolah di Korienzte tersebut menarik siswa, mengambil buku pedoman sekolah dan buku catatan sebelum akhirnya membakarnya di halaman sekolah. Salah satu penyerang mengancam akan datang ke sekolah itu lagi jika ada guru yang tetap mengajar dengan menggunakan bahasa Prancis di kelas dan ‘tidak sesuai dengan prinsip-prinsip ajaran Islam’.

Ayah dari dua siswa di sekolah tersebut, Sidy Diallo, menceritakan, dirinya dan anak-anaknya ketakutan ketika melihat para jihadis datang. Oleh sebab itu, dia bersama dengan keluarganya berencana untuk pindah dari Korientza.

Untuk diketahui, lebih dari 900 sekolah telah ditutup di Mali, salah satu negara termiskin di dunia. Dua pertiga dari jumlah sekolah tersebut berada di daerah pusat dan sejak 2012 telah menyaksikan pemberontakan yang dilakukan oleh kelompok jihadis, separatis, dan salafis, terkait dengan kekerasan antar-etnis.

Kelompok jihadis yang memiliki hubungan dengan Al-Qaeda menguasai wilayah Mali Utara, setelah tentara negara tersebut gagal memberantas pemberontakan Tuareg pada 2012 lalu. Satu tahun setelahnya, kelompok jihadis berhasil dipukul mundur dalam kampanye militer yang dipimpin Prancis. Namun, para jihadis kemudian memperluas wilayah serangan mereka ke Mali Tengah dan Selatan, bahkan hingga ke Burkina Faso dan Niger. Ratusan orang meninggal dalam perselisihan antarkomunitas akibat ulah mereka.
 

Pewarta: Muchlishon
Editor: Alhafiz Kurniawan