Daerah

Penyerangan Wiranto, Ansor Jombang: Kekerasan Tak Menyelesaikan Apapun

Sab, 12 Oktober 2019 | 16:00 WIB

Penyerangan Wiranto, Ansor Jombang: Kekerasan Tak Menyelesaikan Apapun

Ketua PC GP Ansor Jombang, H Zulfikar Damam Ikhwanto. (Foto: NU Online/Ansor Jombang)

Jombang, NU Online 
Ketua Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Jombang, Jawa Timur, H Zulfikar Damam Ikhwanto mengutuk keras aksi penusukan kepada Menpolhukam, Wiranto di Banten beberapa waktu terakhir.
 
Menurutnya, apapun alasannya jika membahayakan nyawa sesama manusia maka tidak boleh dilakukan. Sebagai warga Indonesia yang menjunjung tinggi persaudaraan, perdamaian dan kerukunan. Untuk itu aksi ala barbar ini tidak boleh terjadi di bumi pertiwi. Terlebih itu mengancam nyawa seseorang.
 
"Peristiwa penusukan itu sangat sadis, tidak manusiawi, tidak dibenarkan dan merupakan tindakan melawan hukum, merugikan orang lain," jelasnya kepada NU Online, Sabtu (12/10).
 
Lanjutnya, teror yang menimpa Wiranto bisa juga terjadi kepada warga lainnya. Logika mudahnya, jika pejabat tinggi negara bisa terkena teror maka masyarakat biasa lebih punya potensi besar untuk jadu korban.
 
Sehingga aksi penusukan ini dapat juga menjadi teror yang mengakibatkan ketakutan publik dan menghancurkan ketertiban sosial. Oleh karenanya, kejadian serupa harus diwaspadai dan dipersempit ruang gerak para pelaku teror.
 
"Bahwa kekerasaan bukanlah metode yang tepat untuk mencapai tujuan tertentu dan tidak akan menyelesaikan apapun," tambah pria yang dikenal dengan sapaan Gus Antok ini.
 
Gus Antok menjelaskan, GP Ansor terkhusus Banser sejak awal berdiri sudah berkomitmen menjaga Indonesia dari kekacauan. Termasuk teror dari kelompok yang ingin Indonesia perang saudara dan terus terlibat konflik.
 
Namun, dalam bertindak di lapangan Banser ia minta untuk terus berkoordinasi dengan pihak berwenang agar tidak memperkeruh suasana. Dalam keadaan begini ia meminta masyarakat untuk senantiasa bersatu padu, menjaga soliditas dan meningkatkan kewaspadaan di lingkungan masing-masing.
 
"Apabila ada aktivitas, perilaku atau siapapun yang dinilai mencurigakan dan membahayakan agar segera berkoordinasi dan melaporkan kepada pihak berwajib," pinta Gus Antok.
 
Secara khusus Gus Antok meminta penegak hukum mengusut tuntas, menyelidiki dan mengungkap motif aksi kepada Wiranto ini atau yang serupa. Jika memang benar dari kelompok tertentu, maka pihak berwenang harus tegas memberantas sampai ke akar-akarnya. 
 
Dikhawatirkan bila tidak didalami motif penyerangan ini bisa menyebabkan suatu hari nanti kembali terjadi kepada pejabat lain atau masyarakat umum. Apalagi jika aksi itu dilakukan secara terencana dan berjejaring, maka bisa dipastikan ada aksi lanjutan. Sebab aksi pertama kurang berhasil dan bisa dikatakan tak sesuai rencana.
 
"Hendaknya sistem pengawalan, pendampingan dan atau pengamanan pejabat negara agar lebih disiplin dan diperkuat. Belajar dari peristiwa ini," tutup Gus Antok.
 
Kontributor: Syarif Abdurrahman
Editor: Syamsul Arifin