Internasional

Kelompok Salafi-Jihad Dilarang di Berlin Jerman

Rab, 3 Maret 2021 | 08:30 WIB

Kelompok Salafi-Jihad Dilarang di Berlin Jerman

Otoritas Jerman melarang kelompok Salafi-Jihad, Jama'atu Berli atau Tauhid Berlin. (Foto: Pinterest)

Berlin, NU Online
Otoritas Jerman melarang dan membubarkan kelompok Islam radikal di Ibu Kota Berlin. Menyusul pelarangan tersebut, sekitar 800 polisi menggerebek 26 lokasi di Berlin dan negara bagian Brandenberg pada Kamis, 25 Februari. Larangan tersebut merupakan salah satu upaya untuk melawan ekstremisme.  


Departmen Dalam Negeri Senat Berlin mengatakan, pihaknya telah melarang Jama’atu Berlin, sebuah asosiasi Salafi-Jihad yang dianggap sangat radikal. Kelompok yang juga dikenal sebagai Tauhid Berlin itu dinilai menganjurkan serangan teror. 


Dalam konferensi pers, Senator Dalam Negeri Berlin, Andreas Geisel, menjelaskan bahwa pihaknya telah mengawasi kelompok itu selama dua tahun. Ada 19 anggota kelompok tersebut yang menjadi fokus penggerebekan. Namun, tidak ada penangkapan yang dilaporkan. 

 


Disebutkan juga, kelompok tersebut menolak Konstitusi Jerman, mendukung ideologi Negara Islam, mempropagandakan ‘jihad’, dan menyerukan syariah sebagai satu-satunya hukum yang sah.  

 

Sekretaris Dalam Negeri Berlin, Torsten Akmann, dalam pernyataannya menyebutkan kalau kelompok tersebut memiliki semangat anti-Semitisme yang menyerukan kematian orang Yahudi. 


Kata Akmann, pihaknya belum mengetahui secara persis apakah kelompok tersebut merencanakan serangan yang konkret. Namun, dia mengaku bahwa penyelidikan masih berlangsung. 


Berdasarkan pernyataan Senat, dilansir Reuters, anggota kelompok yang tidak terdaftar tersebut—baik laki-laki maupun perempuan- bertemu secara rutin di taman dan rumah pribadi. Mereka menyebarkan ideologi kelompok tersebut dengan membagikan selebaran di ruang publik dan melalui internet. 


Dilansir DW, kelompok Jama’atu Berlin diyakini memiliki sekitar 20 anggota. Beberapa di antara telah menarik perhatian di masa lalu setelah membagikan selebaran di beberapa daerah Berlin. Beberapa merupakan anggota kelompok Islamis lainnya yang pernah dilarang pada 2017 lalu. Mereka telah melakukan kontak dengan Anis Amri, seorang pencari suaka dari Tunisia yang berhubungan dengan kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Pada 2016, Amri pernah membajak sebuah truk dan kemudian menabrakkannya di Pasar Natal di Berlin. Kejadian itu menewaskan 12 orang. 


Berdasarkan data yang dirilis Badan Intelijen Domestik, jumlah kelompok Salafi di Jerman meningkat ke level tertinggi hingga mencapai 12.150 orang pada 2019. Angka tersebut lebih dari tiga kali lipat sejak 2011.    
  


Pewarta: Muchlishon 
Editor: Fathoni Ahmad