Internasional

Korban Tewas Perang Saudara di Sudan Tembus 10 Ribu dan Jutaan Orang Mengungsi

Rab, 22 November 2023 | 13:00 WIB

Korban Tewas Perang Saudara di Sudan Tembus 10 Ribu dan Jutaan Orang Mengungsi

Korban perang saudara di Sudan terpaksa harus mengungsi. (Foto: AP News)

Jakarta, NU Online

Perang saudara di Sudan terus merenggut korban, menyebabkan kehancuran massal dan memicu krisis kemanusiaan yang memilukan. Anggota Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Zikra Juniawan mengungkapkan dampak yang ditimbulkan oleh pertempuran yang pecah pada pertengahan April 2023 lalu itu. 


Zikra menuturkan bahwa lebih dari 10.000 orang telah tewas dan jutaan lainnya terpaksa mengungsi akibat konflik yang terus berlangsung. 


“Jutaan lainnya menjadi orang terlantar atau pengungsi,” kata dia kepada NU Online, Selasa (21/11/20233).


Ia mengatakan, krisis kemanusiaan tersebut kian parah dengan adanya penutupan lebih dari 70 persen fasilitas pelayanan kesehatan di Sudan. Fasilitas kesehatan yang terpaksa menutup layanan mereka mengakibatkan sulitnya akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang sangat dibutuhkan.


"Krisis kemanusiaan ini diperparah oleh fakta bahwa lebih dari 70 persen fasilitas layanan kesehatan di Sudan terpaksa menutup layanannya karena pertempuran yang terus berlanjut," terang Zikra.


Selain itu, statistik terbaru yang dilaporkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menunjukkan bahwa dari 19 juta anak di Sudan, sekitar 6,5 juta anak kehilangan akses ke sekolah karena meningkatnya kekerasan dan ketidakamanan di wilayah mereka. Terdapat lebih dari 10.000 sekolah di wilayah terdampak konflik telah ditutup, merampas hak pendidikan dari jutaan anak Sudan.


KBRI Khartoum fasilitasi pemulangan WNI 

KBRI Khartoum pada Senin (20/11/2023) kembali memfasilitasi pemulangan ke Indonesia seorang WNI. Salah satunya Ike Herlina (48) asal Bandung, Jawa Barat yang bekerja di Khartoum dan terdampak perang Sudan.


Ike adalah pekerja migran Indonesia (PMI) sektor rumah tangga yang bekerja pada warga negara Sudan yang semula tinggal di Bahri, Khartoum selama 10 tahun. Pada awal terjadinya konflik di Sudan, Ike memilih untuk menetap di Omdurman bersama majikannya. 


Namun dengan meluasnya konflik bersenjata yang masih terus berlangsung hingga saat ini serta mengancam keselamatan dan jiwa, Ike meminta bantuan KBRI untuk memfasilitasi pemulangannya ke Indonesia. 


Sebagai informasi, perang saudara di Sudan pecah pada 15 April 2023 lalu, karena perebutan kekuasaan antara tentara Sudan dan pasukan paramiliter RSF di tengah kekosongan pemerintahan. RSF langsung mendominasi medan perang di Ibu Kota Sudan, Khartoum, dan sejumlah kota di sekitarnya, seperti Omdurman dan Bahri.