Makna dan Keutamaan Wukuf di Arafah bagi Jamaah Haji
NU Online · Jumat, 23 Mei 2025 | 20:50 WIB
Makkah, NU Online
Mustasyar Diny PPIH Arab Saudi, KH Abdul Moqsith Ghazali mengatakan, wukuf di Arafah salah satu rukun haji yang tidak boleh ditinggalkan oleh jamaah haji dari seluruh dunia, baik yang sehat maupun yang sakit. Jika wukuf ditinggalkan, maka hajinya tidak sah.
Namun, ada keringanan bagi jamaah sakit untuk cukup disafariwukufkan, yaitu jamaah yang tidak mampu wukuf secara mandiri baik duduk maupun berbaring. Mereka dibawa ke kendaraan oleh KKHI (Klinik Kesehatan Haji Indonesia) melewati Arafah ketika wukuf berlangsung, kemudian langsung di bawa kembali ke tempat perawatannya.
"Jamaah haji dalam kondisi apapun selagi masih bisa dibawa ke Arafah, harus di bawa ke Arafah, walaupun dalam keadaan berbaring," jelas Moqsith, Jumat (23/5/2025) di kantor Daker Makkah, Arab Saudi.
"Ini menunjukkan bagaimana pentingnya wukuf di Arafah bagi jamaah haji," sambungnya.
Makna ArafahÂ
Arafah ini memiliki beberapa makna, pertama, kata Moqsith, di antaranya sebagai ruang perjumpaan antara Nabi Adam dan Siti Hawa. Arafah menjadi ruang bagi Adam dan Hawa untuk saling mengenal kembali setelah berpisah ratusan tahun.
Kedua, jelas Moqsith, Arafah adalah tempat Malaikat Jibril untuk memperkenalkan ritus-ritus tempat menunaikan ibadah haji dan manasik haji kepada Nabi Ibrahim.
Lalu Jibril bertanya kepada Ibrahim, "Apakah kamu mengetahui?" Kemudian Ibrahim menjawab "Araftu, saya mengenalnya". "Makanya dikenal sebagai Arafah," kata Moqsith.
Tempat Terbaik dan Mustajab untuk BerdoaÂ
Moqsith menjelaskan, selama wukuf di Arafah, tidak ada bacaan wajib, sebagaimana ibadah shalat. Seluruh ibadah haji adalah rukun fi'li (tindakan), tidak seperti shalat yang mewajibkan rukun qauli (ucapan seperti membaca takbir, Alfatihah, dan lainnya).Â
Untuk ibadah fi'li tindakan wukuf ini, lanjut Moqsith, adalah tindakan yang pasif, tidak aktif seperti tawaf atau sa'i. "Saat wukuf, jamaah haji cukup berdiam diri saja. Jamaah cukup duduk, berdoa dan berdzikir kepada Allah Swt. Meminta semua yang dibutuhkan oleh jamaah," kata Moqsith.
Moqsith mengatakan, Arafah adalah bukan bagian dari Makkah, berbeda dengan Muzdalifah dan Mina yang masih menjadi bagian dari Makkah. Namun Nabi Muhammad saw bersabda, sebaik-baik doa adalah di Arafah. Karena itu, Moqsith mengimbau kepada jamaah agar memanjatkan doa sebaik-baiknya dan sebanyak-banyaknya saat wukuf.
"Arafah adalah perjumpaan langsung anatar Allah dan hamba-Nya. Maka berdoalah sebaik mungkin. Mendoakan orang lain dengan baik," kata Moqsith.
Mengingat sucinya wukuf ini, Moqsith mengimbau jamaah, selama di Arafah agar tidak mencaci orang lain.
"Berdoa yang baik saja untuk orang lain, jangan mencaci dan Jangan melakukan melaknat. Karena Nabi Muhammad saw bersabda, tidak boleh mencaci ayam, karena ia yang membangunkan kita saat subuh, apalagi mencaci orang lain. Jangan juga bertransaksi jual barang saat wukuf di Arafah," kata Moqsith.
Jamaah Diimbau Tidak Keluar TendaÂ
Selama di Arafah, jamaah akan salat zuhur berjamaah dan mendengarkan khutbah, dilanjutkan berdoa. Selain berdoa, jamaah diimbau untuk memperbanyak zikir dan membaca Al-Qur'an.Â
Moqsith mengimbau jamaah agar selama di Arafah, jamaah cukup berdiam diri di dalam tenda. "Karena cuaca ekstrem, kami imbau jamaah untuk wukuf di dalam tenda. Kecuali ingin ke toilet," jelasnya.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah, jamaah haji wajib menjaga larangan ihram saat wukuf Arafah.
Â
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Tujuh Amalan yang Terus Mengalir Pahalanya
2
Khutbah Jumat: Lima Ibadah Sosial yang Dirindukan Surga
3
Khutbah Jumat: Menyambut Idul Adha dengan Iman dan Syukur
4
Pakai Celana Dalam saat Ihram Wajib Bayar Dam
5
Khutbah Jumat: Jangan Bawa Tujuan Duniawi ke Tanah Suci
6
Khutbah Jumat: Merajut Kebersamaan dengan Semangat Gotong Royong
Terkini
Lihat Semua