Internasional

Massa Pro-Palestina Gelar Demonstrasi di Depan Gedung Putih, Tolak ‘Normalisasi’

Rab, 16 September 2020 | 16:30 WIB

Massa Pro-Palestina Gelar Demonstrasi di Depan Gedung Putih, Tolak ‘Normalisasi’

Ratusan demonstran pro-Palestina menggelar aksi unjuk rasa di luar Gedung Putih untuk menentang perjanjian UEA dan Bahrain, dengan Israel. (Foto: MME/Umar Farooq)

Washington, NU Online
Ratusan demonstran pro-Palestina menggelar aksi unjuk rasa di luar Gedung Putih, Washington, ketika perwakilan dari UEA dan Bahrain, Perdana Menteri Israel, dan Presiden Amerika Serikat menandatangani perjanjian untuk membangun hubungan diplomatik. 


Mereka datang dengan membawa bendera Palestina dan meneriakkan slogan: ‘Jangan benci, jangan takut, Bibi (panggilan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu) tidak diterima di sini’ dan ‘Pendudukan adalah kejahatan, normalisasi adalah kejahatan’. Menurut mereka, perjanjian damai akan membuat Palestina lebih dirugikan. 


“Kami di sini hari ini karena tidak ada normalisasi dengan Israel tanpa melibatkan Palestina,” kata Jinan Deena, penyelenggara nasional untuk Komite Anti-Diskriminasi Arab Amerika, dikutip laman Middle East Eyes, Rabu (16/9).


Jinan menambahkan, mereka melakukan perjanjian dengan Israel lebih untuk keuntungan mereka sendiri, baik terkait moneter atau pun militer. Bukan untuk membantu orang-orang Palestina sebagaimana yang mereka katakan. 


Aksi demonstrasi tersebut didukung oleh sebuah koalisi yang terdiri dari 50 organisasi lebih, termasuk the Council on American-Islamic Relations, Jewish Voice for Peace, and American Muslims for Palestine.


Dalam sebuah surat, koalisi tersebut mengatakan bahwa penentuan nasib sendiri dan hak asasi rakyat Palestina tidak dapat dinegosiasikan dan tidak untuk dijual. Mereka menuntut agar pendudukan Israel atas tanah Arab atau Palestina diakhiri.


Aksi serupa juga dilakukan warga Palestina di Jalur Gaza dan Tepi Barat yang diduduki. Perdana Menteri Palestina Mohammed Shtayyeh menyebut hari penandatangan perjanjian di Gedung Putih itu sebagai ‘Hari Hitam’ bagi dunia Arab.


Ditengahi AS, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menandatangani perjanjian dengan Menteri Luar Negeri UEA Abdullah bin Zayed al-Nahyan dan Menteri Luar Negeri Bahrain Abdullatif al-Zayani. Hal ini menjadikan UEA dan Bahrain sebagai negara ketiga dan keempat yang melakukan perjanjian dengan Israel, setelah Mesir (1979) dan Yordania (1994).


Pewarta: Muchlishon
Editor: Fathoni Ahmad