Internasional

Matahari Akan Berada Tepat di Atas Ka’bah pada Kamis, 27 Mei

Sel, 25 Mei 2021 | 00:00 WIB

Matahari Akan Berada Tepat di Atas Ka’bah pada Kamis, 27 Mei

Matahari akan sejajar tetap di atas Ka’bah di Masjidil Haram Makkah, Arab Saudi pada Kamis (27/5) pukul 12.18 waktu setempat. (Foto: Arab News)

Makkah, NU Online
Matahari akan sejajar tetap di atas Ka’bah di Masjidil Haram Makkah, Arab Saudi pada Kamis (27/5) pukul 12.18 waktu setempat. Kepala Perkumpulan Astronomi Jeddah, Majed Abu Zahra, menjelaskan, piringan matahari akan berada tepat di atas Ka’bah dan matahari akan kehilangan bayangannya untuk waktu yang singkat. 


Fenomena langit seperti itu disebut dengan ‘bayangan nol’ atau ‘rasydul qiblat’. Dilansir laman Arab News, Selasa (25/5), fenomena ‘bayangan nol’ terjadi dua kali dalam satu tahun di Masjidil Haram. Hal itu karena lokasi Masjidil Haram berada di antara khatulistiwa dan garis balik utara (tropic of cancer). 


Menurut Abu Zahra, pada waktu itu umat Muslim yang jauh dari Ka’bah bisa menentukan arah kiblat yang tepat dengan meletakkan tongkat kayu secara vertikal di tanah. Arah kiblat akan berlawanan dengan bayangan tongkat. 


Sebagai informasi, pada 28 Januari 2021 lalu pukul 12.43.34 malam waktu Saudi, bulan purnama juga berada tepat di atas Ka’bah. Saat itu, ketinggiannya adalah 89,57,46 derajat dan piringannya diterangi sepenuhnya sebesar 99,9 persen pada jarak 381,125 kilometer dari Bumi.


Sementara sehari sebelumnya, Rabu (26/5), supermoon terlihat di langit Arab Saudi dan beberapa negara Arab lainnya. Supermoon akan mencapai kesempurnaan pada 14.14 waktu Saudi. Fenomena supermoon di Saudi akan bertepatan dengan gerhana bulan total untuk pertama kalinya dalam dua setengah tahun.

 

Gerhana bulan total tidak akan terlihat di wilayah Arab karena itu terjadi pada siang hari. Sementara di Indonesia, gerhana bulan total bisa dilihat dari pukul 18.08 WIB hingga 18.26 WIB, Rabu (26/5) petang.


Supermoon adalah fenomena ketika bulan purnama baru atau bulan baru berada di titik terdekatnya dengan bumi. Hal itu membuat bulan menjadi terlihat lebih besar dan lebih terang.

 

Pada Rabu besok, jarak bulan dengan bumi adalah 357.461 km (jarak rata-rata adalah 384.400 km). Istilah supermoon sendiri diciptakan oleh astrolog Amerika Serikat, Richard Nolle, pada 1979. 


Pewarta: Muchlishon
Editor: Fathoni Ahmad