Internasional

Alat dan Bahan yang Digunakan Untuk Mencuci Ka’bah

Sab, 5 September 2020 | 08:00 WIB

Alat dan Bahan yang Digunakan Untuk Mencuci Ka’bah

Gubernur Makkah Pangeran Khalid Al-Faisal bin Abdulaziz atas nama Raja Salman memimpin kegiatan pencucian Ka'bah di Masjidil Haram pada Kamis (3/9). (Foto: SPA)

Makkah, NU Online
Pada tahun lalu, Presidensi untuk Urusan Dua Masjid Suci (Masjidil Haram Makkah dan Masjid Nabawi Madinah) memutuskan untuk menyelenggarakan upacara pencucian Ka’bah sekali dalam setahun, yaitu setiap tanggal 15 Muharram. Untuk tahun ini, pencucian Ka’bah dilaksanakan pada Kamis, 3 September kemarin, yang bertepatan dengan 15 Muharram 1442 H, dengan menggunakan protokol kesehatan mengingat pandemi Covid-19 masih berlangsung.


Atas persetujuan Penjaga Dua Masjid Suci Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud, Gubernur Makkah Pangeran Khalid Al-Faisal bin Abdulaziz memimpin kegiatan pencucian Ka'bah di Masjidil Haram pada Kamis kemarin. Lebih dari itu, dia ikut membantu mencuci Ka’bah. 


Lantas apa saja bahan dan alat yang digunakan untuk mencuci Ka’bah?


Diberitakan kantor berita Saudi, SPA, Kamis (3/9), Pangeran Khalid membasuh Ka’bah dari bagian dalam dan menggosok dindingnya dengan menggunakan potongan kain yang dibasahi air zamzam yang dicampur minyak mawar. 


Wakil Presiden Kompleks Raja Abdul Aziz untuk Kiswa Ka’bah, Pameran, dan Museum, Abdul Hamid bin Saeed Al- Maliki, menjelaskan ada banyak bahan dan alat yang digunakan untuk mencuci Ka’bah. Yaitu beberapa alat tembaga khusus, empat galon berkapasitas 10 liter, empat kain, parfum oud, air mawar, pengharum mawar, dan tentu saja air zamzam.


“Mereka (yang digunakan untuk mencuci Ka’bah) terdiri dari beberapa alat, termasuk di antaranya empat galon berkapasitas 10 liter berisi campuran untuk mencuci Ka'bah, empat kain yang dicelupkan ke dalam parfum oud halus, pengharum mawar, dan air mawar yang dicampur dengan air zamzam,” jelas Abdul Hamid, dilansir laman Arab News, Jumat (4/9).


Dia menambahkan, mawar dan amber Taif kemudian ditambahkan ke air zamzam. Sebelum dicuci, kotoran dan noda yang ada d bagian dalam Ka’bah dibersihkan terlebih dahulu dengan menggunakan empat sapu jerami dengan gagang perak. 


“Kami menggunakan empat kain pel berlapis perak lainnya untuk membersihkan dinding Ka’bah yang tinggi dan jauh dari jangkauan. Empat potong kain dengan pegangan kayu digunakan untuk membersihkan lantai Ka'bah dan mengeringkan air,” terangnya.


Tradisi Nabi Muhammad
Disebutkan bahwa pencucian Ka’bah merupakan bagian dari tradisi yang ditetapkan Nabi Muhammad. Pada saat Fathu Makkah, Nabi Muhammad masuk ke dalam Ka’bah dan mencuci struktur bangunan Ka’bah. Nabi juga membersihkan Ka’bah dari berhala. Tradisi ini kemudian diikuti oleh para khalifah tanpa menetapkan tanggal tertentu untuk mencuci Ka’bah.


Hingga kemudian pada era Raja Abdulaziz, pendiri negara Arab Saudi modern, Ka’bah dicuci dua kali setiap tahunnya. Pada awalnya, pencucian Ka’bah dilakukan pada bulan Muharram dan awal bulan Sya’ban. Dan pada tahun lalu, Presidensi untuk Urusan Dua Masjid Suci memutuskan untuk menyelenggarakan upacara pencucian Ka’bah sekali dalam setahun, yaitu setiap tanggal 15 Muharram. Sementara kiswa Ka’bah diganti setahun sekali, yaitu pada 9 Dzulhijjah atau Hari Arafah.


Pewarta: Muchlishon
Editor: Fathoni Ahmad