Internasional

NU Australia Selandia Baru Istiqamah Jalankan Tradisi di Bumi Aborigin

Ahad, 14 Maret 2021 | 08:30 WIB

NU Australia Selandia Baru Istiqamah Jalankan Tradisi di Bumi Aborigin

Salah satu kegiatan PCINU ANZ belum lama ini (saat belum ada Corona). (Foto: NU Online/Syakir)

Jakarta, NU Online
Yusdi Maksum terpilih sebagai Ketua Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Australia Selandia Baru (ANZ) masa khidmah 2021-2023 melalui Konferensi Cabang (Konfercab) Istimewa yang digelar pada akhir pekan lalu. Ia didapuk mendampingi Rais Syuriyah PCINU ANZ yang tepercaya sejak 14 tahun lalu, yakni KH Nadirsyah Hosen.


Pria asal Jepara, Jawa Tengah itu bertekad membumikan NU di Bumi Aborigin tersebut. Ia menerjemahkan pesan dai NU KH Ahmad Muwafiq itu dengan menjaga keistiqamahan kegiatan pengajian bulanan, kegiatan TPA (Taman Pendidikan Al-Qur’an) Maarif di Sydney dan TPA Darul Ulum di Perth, kegiatan khataman Al-Qur’an, kegiatan Majelis Dzikir dan Istighotsah atau kegiatan sejenisnya pada hari-hari besar NU atau sesuai instruksi dari PBNU.


Hal itu, menurutnya, sangatlah penting mengingat tradisi ritual tersebut merupakan ruh organisasi NU. Langkah yang lebih penting lagi adalah mengisi kekosongan kegiatan yang bernuansa NU seperti tahlilan, yasinan dan maulidan di negara-negara bagian yang masih minim anggota NU-nya.


“Sebab bacaan-bacaan amaliyah inilah yang menjadi ruh dari organisasi Nahdlatul Ulama itu sendiri,” katanya kepada NU Online pada Ahad (14/3).


Amanah lain dari Konfercab adalah pelatihan khatib dan imam shalat Jumat di ANZ dan pelatihan peningkatan Guru-guru NU dari tingkat PAUD sampai di peguruan tinggi. “Insyaallah itu akan menjadi target ke depan,” ujar Yusdi.


Di sisi lain, ia juga menegaskan ingin sejalan dengan program PBNU yang tengah melakukan pendataan warga Nahdliyin melalui Kartanu. Meski Kartanu dapat didownload secara digital, tapi sayangnya edisi digital hanya berlaku di Indonesia. Beberapa warga Nahdliyin dari Sydney telah mencoba mengunduh tapi tidak berhasil, karena dalam meregistrasi dengan nomor ponsel nomer luar negeri tidak bisa diterima.


“Ke depannya, saya harapkan PCINU mendapatkan izin bisa mengeluarkan Kartanu baik secara digital atau secara fisik,” ujar pria yang pernah tinggal di Pondok Pesantren Wachid Hasyim, Yogyakarta itu.


Sejak berdirinya di Canberra pada tahun 2005 sampai dengan Konferensi pada tahun 2014, PCINU Australia selalu dinakhodai oleh mahasiswa yang tinggal sementara di Australia. Konfercab kali ini, ia menggantikan Tufel Najib Musyaddad yang telah memimpin PCINU ANZ sejak 2014.


Lebih lanjut Yusdi menjelaskan bahwa persebaran Nahdliyin terkosentrasi pada penyebaran penerima beasiswa yang berasal pemerintah Indonesia maupun pemerintah Australia. Sebagian besar para Nahdliyin yang belajar S2 maupun S3 hanya berdomisili di kota-kota besar di Australia dan New Zealand seperti Sydney, Melbourne, Brisbane, Adelaide, Perth dan Auckland (NZ).


“Saat ini negara-negara bagian yang belum memiliki Nahdliyin adalah Tasmania and Wilayah Nothern Territory,” jelas pria yang kini menetap sebagai Warga Negara Australia sejak 2007 itu.


Ia kini tinggal di sebuah kota kecil di pojok Sydney. Menurutnya, NU Sydney boleh dibilang memiliki jumlah Nahdliyin paling banyak di ANZ. Warga NU yang tinggal di Sydney notabene adalah mahasiswa lulusan pesantren yang memiliki karakter santri. Sebagian besar mereka adalah penerima program beasiswa 5000 doktor dari Kementerian Agama yang sedang menempuh study di Western Sydney University (WSU).


“Namun demikian, ada juga beberapa mahasiswa Nahdliyin yang tidak di WSU tetapi dibesarkan dari keluarga Nahdliyin, maka kita ajak bareng untuk meramaikan kegiatan NU seperti pengajian, yasinan, tahlilan maulidan, istighotsahan, khataman quran dan lain sebagainya,” pungkasnya.


Pewarta: Syakir NF
Editor: Aryudi A Razaq