Internasional

Ketika Warga Taiwan Jadi Anggota Banser

Jum, 19 Februari 2021 | 15:00 WIB

Ketika Warga Taiwan Jadi Anggota Banser

Mualaf Asal Taiwan, Muhammad Lai Hui Hung yang mengikuti DTD Banser PCINU Taiwan. (Foto: istimewa)

Jakarta, NU Online

Lai Hui Hung, warga asli Taiwan turut mengikuti Diklat Terpadu Dasar (DTD) angkatan ketiga Barisan Ansor Serbaguna (Banser) yang diadakan di Kota Changhua, pada Sabtu-Ahad, 13-14 Februari 2021 yang lalu.

 

Pria kelahiran 1975 yang setelah menjadi mualaf bernama lengkap Muhammad Lai Hui Hung itu berkeinginan ikut menjadi anggota Banser setelah beberapa kali diajak ke pengajian di Taiwan yang menghadirkan kiai dan ustadz dari Indonesia.

 

"Karena melihat mereka para Banser bekerja mengawal para kiai dan ustadz dan hati beliau terbuka berkeinginan menjadi Banser," kata Pembina GP Ansor Taiwan Nur Kholiq, Kamis (18/2).

 

Menurut Nur Kholiq, Lai Hui Hung mengikuti DTD III Banser Taiwan bersama istrinya, Sarmini yang berasal dari Wonosobo, Jawa Tengah. "Beliau berdua juga aktif di kegiatan PCINU Ranting Taichung," imbuh Nur Kholiq.

 

Disampaikan, Lai Hui Hung beberapa tahun yang lalu menjadi mualaf karena melihat Islam itu indah. "Setiap saat melihat orang Islam shalat, jiwa beliau berkeinginan menjadi mualaf jauh sebelum kenal saya," kata Nur Kholiq.

 

Nur Kholiq menyampaikan, Hui Hung sehari-hari bekerja sebagai arsitek. Bila ada borongan pekerjaan pembangunan, ia sebagai pemborong. Jika tidak, Hui tetap bekerja di tempat orang. "Sementara pada hari Ahad, sering berkumpul di PCINU Ranting Taichung," ungkap Ketua NU Care-LAZISNU PCINU Taiwan ini.

 

Dibuka Menag, diikuti ratusan peserta

DTD angkatan ketiga tersebut dibuka oleh Ketua PP GP Ansor yang juga Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, melalui virtual pada hari pertama, Sabtu 13 Februari 2021. DTD III Banser ini diikuti oleh 150 peserta yang berdatangan dari kader NU kota di Taiwan, seperti Kota Tongkang, Pingtung, Taichung, Kaohsiung, Taipei, Changhua, Hualien, dan Ciayi.


Peserta yang berjumlah 150 itu didominasi oleh Pekerja Migran Indonesia dan mahasiswa Indonesia yang belajar di Taiwan. Sementara tema yang diangkat adalah Bersama Ansor dan Banser Taiwan, Siap Membela NU Bangsa dan NKRI. Tema tersebut dibuat lantaran untuk merespons tantangan bangsa Indonesia yang cukup banyak yakni maraknya radikalisme dan intoleransi.


"DTD tahun ini dilakukan dalam rangka pengaderan meneruskan perjuangan para masyayikh NU. Oleh karenanya, untuk mengikuti diklat ini dibutuhkan keikhlasan, dengan keikhlasan akan dicatat oleh Allah sebagai amal ibadah," ungkap Ketua PCI GP Ansor Taiwan Abdul Mukti, melalui rilis yang diterima NU Online, Sabtu (13/2) sore. 


Diharapkan anggota Banser di Taiwan agar tetap solid, sehingga senantiasa satu komando. Menurut Mukti, masuk Banser tidak mudah, sebab membutuhkan orang-orang ikhlas yang mau berjuang tanpa pamrih demi berkhidmah di NU.


"GP Ansor Taiwan semangat menciptakan kader NU ke depan. Menjadi Anggota Banser bukan pekerjaan, tapi sebuah pengabdian. Bergabung ikut Banser harus siap bekerja. Apa yang dikatakan ulama dan pemimpin, kita harus siap melaksanakan. Sami’na wa atha’na,” imbuh Mukti, yang merupakan kader Ansor dari Kendal, Jawa Tengah.


Mukti meminta kepada para kader Banser yang baru mengikuti DTD itu agar menata niat. Sebab ia menegaskan, jika salah niat maka dipersilakan untuk meninggalkan Banser saat ini juga. Di organisasi Ansor dan Banser bukanlah tempat orang pengkhianat.


Ketua Panitia DTD III Muhammad Ghofur menyatakan bahwa tahun ini pesertanya lebih banyak dari tahun sebelumnya. Para peserta bisa mengikuti DTD ini karena sedang dalam masa libur Tahun Baru Imlek 2572 Kongzili. 


Ghofur menjelaskan, kegiatan tersebut dilakukan dengan dua acara yakni offline dan online. Materi offline diisi oleh Pengurus GP Ansor Taiwan. Sedangkan materi online selain oleh Ketua Umum Yaqut Cholil Qoumas, juga disampaikan oleh Sekretaris Jenderal PP GP Ansor Abdul Rochman.

 

Pada hari kedua, Ahad (14/2), para pemateri adalah Aunullah A'la Habib, Moesafa, Ruchman Basori, Faisal Saimima.

 

Pewarta: Kendi Setiawan
Editor: Musthofa Asrori