Nasional

Habib Luthfi Minta Kirab Merah Putih Tidak Sekadar Seremonial

Sab, 30 November 2019 | 03:30 WIB

Habib Luthfi Minta Kirab Merah Putih Tidak Sekadar Seremonial

Habib Luthfi saat melepas kirab merah putih di Pekalongan (Foto: NU Online/Abdul Muiz)

Pekalongan, NU Online
Rais 'Aam Idarah Aliyah Jam'iyah Ahlit Thariqah Al-Mu'tabarah An-Nahdliyah (Jatman) Habib Luthfi bin Yahya mengajak kepada semua pihak untuk meneladani pejuang-pejuang yang merebut dan mempertahankan NKRI di wilayah Pekalongan dan sekitarnya.

"Kirab Merah Putih ini tidak sekadar seremonial jalan kaki membawa bendera merah putih berjalan dari Warungasem ke Pekalongan. Akan tetapi, lebih dari itu untuk memberikan semangat kepada generasi muda agar bisa menghargai jasa para pahlawan," tegasnya.

Hal itu disampaikan Habib Luthfi sesaat sebelum melepas rombongan Kirab Merah Putih yang diikuti TNI, Polri, Banser, dan Corp Barikade Pembangunan (CBP) IPNU di Komplek Makam KH Tholabuddin di Masin, Warungasem, Batang, Jumat (29/11).

Kirab Merah Putih, lanjutnya, selain untuk menyemarakkan peringatan Maulidurrasul 1441 Hijriyah, juga untuk menguak kembali sejarah perjuangan para pahlawan. Selain itu, membekali generasi muda ke depan mampu membawa sejarah ini atau tidak sekaligus mampu membawa cita-cita sejarah ini atau tidak.
 

"Karena di pundak generasi muda lah yang mampu membawa sejarah ke depan masih utuh atau tidak negeri yang kami cintai ini," tegas Habib Luthfi.

Dijelaskan, tanpa mau mengenal sejarah-sejarah yang ada di Indonesia, dirinya meragukan nasionalisme akan kuat. Akan tetapi apabila sejarah itu kuat, maka nasoinalisme akan semakin kokoh dan NKRI akan semakin kuat dan jaya.

"Mengapa kirab merah putih ini saya minta dimulai dari Masin Warungasem? Ya agar sejarah perjuangan para pendahulu kita merebut dan mempertahankan Bumi Pertiwi di Pekalongan dan Batang tidak musnah," tandasnya.
 
"Oleh karena itu, saya minta kepada Bupati Batang, sejarah perjuangan para penduhulu kita bisa dimasukkan dalam pelajaran di sekolah," sambung Pemimpin Ulama Sufi Dunia ini.

Habib Luthfi berkeyakinan bahwa dengan memasukkan pelajaran ke sekolah akan menambah generasi muda mencintai NKRI. Apalagi saat terjadi clash kedua yang terjadi di Pekalongan, para pejuang sedang berada di Warungasem untuk menyusun kekuatan melawan Belanda, sehingga Pekalongan berhasil direbut dan dikuasai kembali ke pangkuan NRRI.
 

“Yang terjadi sekarang ini sejarah heroik para pejuang hilang dari buku sejarah. Maka saya sangat berharap agar sejarah ini tidak hilang. Maka mengungkap sejarah ini melalui pendidikan dapat bisa dilaksanakan,” tegasnya.

“Saya berterima kasih kepada Bupati Batang dan seluruh jajarannya bisa menggelar acara Kirab Merah Putih. Semoga, ke depan kirab ini tidak hanya didukung oleh Kanzus Sholawat saja. Akan tetapi, dukungan masyarakat Warungasem khususnya sangat diperlukan pada kegiatan kirab tahun depan," sambung Habib Luthfi.

Kegiatan Kirab Merah Putih tahun ini lebih semarak. Ratusan TNI, Polri, Banser, CBP IPNU Kabupaten Batang dan Kota Pekalongan membawa bendera merah putih yang dilepas Bupati Batang H Wihaji menyusuri jalan-jalan protokol diiringi mobil Water Canon dan Baraccuda dari Brimob Pekalongan.
 
Finish-nya, di pendopo lama Kabupaten Pekalongan Jalan Nusantara 1. Rombongan diterima kembali oleh Wali Kota Pekalongan HM Saelany Mahfudz.

Pewarta: Abdul Muiz
Editor: Musthofa Asrori