Internasional

NU Bertemu Wakil Presiden Amerika Serikat Usai Teror Bom di Indonesia

Sab, 19 Mei 2018 | 03:30 WIB

NU Bertemu Wakil Presiden Amerika Serikat Usai Teror Bom di Indonesia

KH Yayya C Staquf dan Mike Pence. (Foto: The Christian Post )

Jakarta, NU Online
Katib 'Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf bertemu dengan Wakil Presiden Amerika Serikat Mike Pence, menyusul aksi terorisme bertubi-tubi di dua daerah penting di Jawa Timur.Ā 

Aksi bom bunuh diri yang melibatkan satu keluarga terjadi pada Ahad (13/5) di tiga gereja di Kota Surabaya. Bom lalu meledak lagi di Rusunawa Wonocolo, Kabupaten Sidoarjo di jam yang berbeda. Senin (14/5) pagi, Mapolrestabes Surabaya diserang bom kendaraan dan menyebabkan seorang anggota kepolisian menjadi korban.

The Christian Post melansir, pertemuan di Gedung Putih pada Kamis Sore itu merupakan bentuk solidaritas serta penegasan komitmen kebebasan beragama dan hidup berdampingan secara damai. Dialog berkisar soal promosi perdamaian dan komitmen bersama memerangi ekstremisme.Ā 

Perjumpaan dua tokoh ini berlangsung setelah berbagai kutukan dan kecemasan terjadi di berbagai tempat, termasuk negara-negara luar. Inggris, Singapura, Australia, dan Amerika Serikat bahkan mengeluarkan imbauan perjalanan (travel advice) bagi warganya yang berada di Indonesia.

"Luar biasa menyaksikan wakil presiden Amerika Serikat dan pemimpin organisasi Muslim terbesar di dunia yang berkeinginan kuat mempromosikan kebebasan beragama dan memerangi ekstremisme," kata Johnnie Moore, eksekutif komunikasi evangelis dan advokat kebebasan beragama internasional, yang terlibat dalam pertemuan tersebut.

Moore menambahkan, Mike Pence dan Yahya mengakhiri pertemuan dengan kesepakatan penuh tentang pentingnya melindungi minoritas dan melawan berbagai bentuk ekstremisme yang mengatasnamakan agama.

"Ini (NU) bukan organisasi yang dipimpin oleh umat Muslim awam. Ini organisasi pemimpin bersejarah di dunia selama beberapa generasi dalam mempromosikan Islam toleran yang sepenuhnya berpadu dengan nilai-nilai kebebasan beragama serta koeksistensi damai dan mencintai sesama," lanjutnya.

Setelah pertemuan itu, Pence mempublikasikan foto dirinya dan pria yang akrab disapa Gus Yahya itu di Twitter seraya memujinya atas upaya Nahdlatul Ulama.

"Upaya mereka menentang Islam radikal sangat penting di Indonesiaā€”di mana kami menyaksikan serangan keji terhadap orang Kristen," tulis Pence. "@POTUS, admin Trump berdiri bersama NU dalam perjuangannya untuk kebebasan beragama dan memerangi terorisme."Ā Ā (Red: Mahbib)