Internasional

Polisi Maroko Tangkap Tujuh Warga Diduga Teroris ISIS

Sab, 26 Oktober 2019 | 13:30 WIB

Polisi Maroko Tangkap Tujuh Warga Diduga Teroris ISIS

Sejumlah senjata yang ditemukan Pasukan khusus dari Biro Investigasi Pusat di rumah tersangka teroris ISIS. (Foto: 2M via moroccoworldnews)

Rabat, NU Online
Kepolisian Maroko menangkap tujuh warga negara itu atas dugaan terorisme. Mereka dicurigai terkait dengan ISIS akan melancarkan serangan teror dengan skala besar. Mereka kemudian ditangkap pada Jumat (25/10).
 
Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Maroko dalam rilisnya menyatakan bahwa tujuh tersangka tersebut tengah merencanakan serangan operasi terorisme ke sejumlah lokasi strategis dan fasilitas penting yang berkaitan dengan elemen asing.
 
"Pemimpin kelompok ini berhubungan dengan seorang ahli bahan peledak yang aktif dalam jaringan ISIS," kata Kemendagri Maroko dalam pernyataannya, dikutip laman AFP, Sabtu (26/10).
 
Pasukan khusus dari Biro Investigasi Pusat  menangkap para tersangka tersebut di sejumlah wilayah di Maroko, seperti di Ouazzane dan Chefchaouen (Maroko Utara), serta Tamaris di selatan Casablanca.
 
Dalam penggerebekan tersebut, polisi Maroko menemukan beberapa senjata, tas berisi bahan kimia, helm ski, peralatan selam, serta janji setia kepada ISIS. Barang bukti tersebut ditemukan di  di rumah tersangka di Tamaris. 
 
Hal yang sama juga ditemukan polisi ketika menggeledah rumah tersangka di Ouazzane. Selain senjata, polisi juga menemukan peralatan pendakian gunung dan peralatan berkemah di sana. Mereka diduga telah merencanakan mendirikan ‘pangkalan belakang’ di daerah pegunungan di wilayah tersebut.
 
Kemendagri Maroko menerangkan, para tersangka tersebut telah ditahan. Otoritas terkait juga tengah melakukan investigasi untuk menangkap kaki tangan mereka. 
 
Otoritas Maroko memiliki sikap tegas ketika ada warganya yang terlibat dalam kelompok teroris ISIS. Sebagaimana diketahui, pada Juli  lalu seorang warga Maroko yang mengaku bagian dari ISIS dihukum mati, untuk pertama kalinya sejak 1993, atas kasus pembunuhan dua turis Skandinavia di Pegunungan High Atlas pada Desember 2018.
 
Pewarta: Muchlishon
Editor: Kendi Setiawan