Internasional

Raih Beasiswa di Thailand, Azizuddin Ingin Pulihkan Tanah yang Tercemar Logam

Kam, 29 Desember 2022 | 10:45 WIB

Raih Beasiswa di Thailand, Azizuddin Ingin Pulihkan Tanah yang Tercemar Logam

Azizuddin Muhammad Nashafi peraih beasiswa Petchra Pra Jom Klao Doctoral Scholarship tertarik mengembangkan bidang keilmuan biologi. (Foto: istimewa)

Jakarta, NU Online

Azizuddin Muhammad Nashafi merupakan pria asal Jombang, Jawa Timur. Ia peraih beasiswa Petchra Pra Jom Klao Doctoral Scholarship, sebuah beasiswa penelitian bagi pelajar yang akan menuntaskan pendidikan magister lanjut doktor. 


Program beasiswa besutan King Mongkut's University of Technology Thonburi (KMUTT) Bangkok, Thailand itu berhasil Aziz peroleh pada pertengahan tahun lalu, tepatnya Agustus 2021.

 

Dirinya tertarik untuk mengambil program tersebut lantaran ingin mengembangkan bidang keilmuan yang ia geluti sejak di jenjang strata 1, yakni biologi.


"Soal lingkungan, saya nggak nyaman dengan lingkungan kotor. Lalu, saya mendapati di Jombang banyak cemaran," kata Aziz kepada NU Online pada Rabu (28/12/2022).


Kerisauan Aziz tentang lingkungan tercemar ternyata menggerakkan dirinya untuk meneliti persoalan yang terjadi di tanah kelahirannya, Jombang, Jawa Timur. 

 

"Maka itu, skripsinya tentang pencemaran logam berat. Bagaimana mengembalikan tanah yang tercemar logam berat kembali normal dengan bantuan bakteri," kata Presiden Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Thailand tersebut.


Berangkat dari situ, Aziz kemudian melihat KMUTT Thailand sebagai universitas yang kompatibel dengan peminatannya. Ia menyebut bahwa KMUTT memiliki program yang berfokus pada tiga bidang remediasi lingkungan yakni polusi udara, tanah, dan air.


Merambah ke bioteknologi pada program magister dan doktor yang ia ambil, Aziz menilai hal tersebut merupakan salah satu upaya yang ia miliki untuk mendalami ayat-ayat Allah swt.


"Santri nggak belajar ilmu agama doang tapi belajar tentang ilmu alam dan biologi. Dosen saya pernah bilang, belajar biologi dapat meningkatkan keimanan juga. Kita belajar sel sebegitu kecilnya, tapi bisa bergerak. Di situ kita jadi mikir bahwasannya kita ada diciptakan Allah swt," jabar dia. 


Ia juga menyebut "Biologi itu dahsyat." Hal ini dapat dilihat biologi sebagai suatu keilmuan bisa menjadi pelengkap manusia untuk memahami ayat-ayat Allah swt. 


"Dulu diajari proses terbentuknya bayi, itu sudah dijelaskan oleh Allah swt seperti apa. Tapi, orang yang awam belum tahu prosesnya. Baru tahu prosesnya ketika di biologi. Mulai dari sperma sampai ovum pada prosesnya, itu baru diketahui proses dari nol sampai jadi bayi dalam visualisasi dan teori konsep di biologi," jabar dia.


"Sains ini sebagai pelengkap dan pembuktian," tutupnya.


Pewarta: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Kendi Setiawan