Internasional

Sekjen Liga Muslim Dunia Sebut Islam Politik Merusak Islam

Rab, 28 Agustus 2019 | 06:30 WIB

Sekjen Liga Muslim Dunia Sebut Islam Politik Merusak Islam

Sekretaris Jenderal Liga Muslim Dunia (MWL) Mohammed bin Abdulkarim al-Issa mengatakan, Islam politik telah merusak Islam. (SPA)

Rimini, NU Online
Sekretaris Jenderal Liga Muslim Dunia (MWL) Mohammed bin Abdulkarim al-Issa mengatakan, Islam politik telah merusak Islam. Menurutnya, Islam tidak bisa direduksi sebagai alat untuk mencapai tujuan-tujuan politik praktis.

“Konsep Islam politik telah merusak Islam. Selain menjadi agama, Islam adalah cara hidup (way of life) dan tidak dapat direduksi menjadi tujuan politik seperti yang dilakukan oleh beberapa kelompok teroris,” kata al-Issa ketika meresmikan paviliun MWL di Rimini, Italia, diberitakan Arab News, Selasa (27/8).
 
Baginya, Islam politik berbahaya karena beberapa kelompok berusaha mencapai tujuan politik mereka dengan mengeksploitasi Islam dan emosi umat sehingga dapat mendorong orang, terutama anak muda yang awam Islam, untuk melakukan kerusakan.
 
Pada kesempatan itu, al-Issa juga memaparkan bagaimana berbahayanya ekstremisme-terorisme serta bagaimana menanggulanginya. Dikatakan al-Issa, pemberantasan ekstremisme-terorisme bisa dilakukan dengan memberikan argumen yang benar dan kuat kepada mereka yang terpapar. Karena bagaimana pun kelompok teroris telah memanipulasi tafsiran teks agama sehingga membingungkan anak-anak muda yang tidak memiliki pengetahuan agama yang memadai.
 
Di samping itu, dia juga menggarisbawahi agar diskusi yang terjadi di dunia maya diperhatikan dengan baik, mengingat kelompok teroris menggunakan media sosial untuk merekrut anggota baru.  
 
Ekstremisme dan terorisme, lanjutnya, tidak terikat pada agama, etnis, politik, dan intelektual tertentu. Hal itu dibuktikan dengan beberapa kejadian teror yang terjadi di Christchurch Selandia Baru, Kolombo Sri Lanka, Pennsylvania, California Amerika Serikat, dan lainnya.

Terakhir, al-Issa menekankan agar negara-negara dan masyarakat harus memahami tentang konsep perbedaan dan keragaman. Sehingga jembatan persaudaraan, cinta, kerja sama, dan koeksistensi bisa terbangun. 
 
Pewarta: Muchlishon
Editor: Fathoni Ahmad