Internasional

Selama 18 Bulan, PCINU Taiwan Telah Bimbing 150 Warga Setempat Jadi Mualaf

Sel, 12 September 2023 | 20:00 WIB

Selama 18 Bulan, PCINU Taiwan Telah Bimbing 150 Warga Setempat Jadi Mualaf

Ketua PCINU Taiwan mengungkapkan sebanyak 150 warga Taiwan telah berislam melalui bimbingan PCINU Taiwan. (Foto: Dok PCINU Taiwan).

Jakarta, NU Online
Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Taiwan melalui Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) telah memfasilitasi sebanyak 150 peserta mualaf selama 18 bulan (Maret 2022-Agustus 2023) di seluruh penjuru Taiwan. Hal tersebut diungkapkan Ketua Tanfidziyah PCINU Taiwan Didik Purwanto di Taipei.

 

"Setelah kita mendirikan LDNU itu ada 150 mualaf selama 18 bulan, pelaksanaan mualaf dilakukan di seluruh mushola dan sekretariat Ranting NU di seluruh Taiwan," ujar Didik, dalam keterangannya diterima NU Online, Selasa (12/9/2023).

 

Didik menutur, semangat dakwah NU di Taiwan mengedepankan prinsip membersamai alih-alih menghukumi sebagai upaya NU Taiwan dalam menjembatani pribumi untuk memeluk Islam.

 

"Spirit yang kita bawa dan bangun untuk membersamai tidak semangat untuk menghukumi, karena suatu saat nanti yang akan mendukung kita adalah orang lokal Taiwan. Kita setelah habis kontrak pasti akan pulang ke Indonesia, siapa yang bisa melanjutkan perjuangan NU di Taiwan? Ya orang orang Taiwan itu sendiri dengan anak keturunannya kelak," ujarnya.

 

Didik menambahkan bahwa NU Taiwan telah melakukan koordinasi dengan 12 ranting guna mengintegrasikan seluruh data mualaf dari tiap-tiap ranting. Ia menyebut, prosesi pengislaman mualaf oleh PCINU Taiwan tidak hanya berhenti pada syahadat semata. Setelah mualaf itu, pihaknya juga akan memberikan bimbingan dan pengajaran agama. Belajar agama Islam mulai dari hal yang paling dasar yakni akidah hingga praktik ibadah.

 

"Ini potensinya sangat besar dan ke depan saya merancang tidak cukup di situ. Mereka harus dijadikan menjadi satu jamaah atau lembaga sehingga mereka saling membantu dan berbagi ilmu. Contoh kasus, jika mereka meninggal dunia dipanggil oleh Allah swt, mereka bisa saling membantu, karena budaya di sini ketika meninggal maka dikremasi sedangkan pemakaman Islam itu mahal. Jadi, bagi Muslim lain yang kurang mampu bisa saling membantu. Ini muslim harus terkoneksi, biar mereka tidak berpikir sendiri, itulah gunanya sinkronisasi data" paparnya.

 

"Latar belakang mualaf itu tidak bisa ditebak, ada yang mau menikah dengan orang Muslim Indonesia, tapi saya juga menemukan orang mualaf gara-gara melihat orang sujud dalam satu orkestra yang bagus ketika Idul Fitri.

 

Salah satu contoh, lanjutnya, terjadi di Taipei ketika pelaksanaan shalat Idul Fitri tahun 2023 yang diikuti oleh 15 ribu jamaah dan dibagi 6 kloter. Ia bercerita, ketika imam sujud makmum juga ikut sujud, di saat itu ada orang Taiwan yang melihat dan terketuk hatinya.

 

"Ada juga seorang mahasiswa yang kuliah di bidang sosial, melakukan penelitian sudah mengenakan mukena belajar shalat tapi sampai sekarang belum Islam. Jadi, pintu hidayah itu berbeda-beda," jabarnya.

 

Maka itu, besar ia berharap LDNU PCINU Taiwan bisa melakukan terobosan-terobosan baru agar dakwah dapat menyasar semua kalangan dengan berbagai pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing segmen