Internasional

Serang Islam, Dunia Islam Kecam Presiden Prancis

Rab, 28 Oktober 2020 | 09:45 WIB

Serang Islam, Dunia Islam Kecam Presiden Prancis

Presiden Prancis (CNN Indonesia)

Jakarta, NU Online
Presiden Prancis Emmanuel Macron melontarkan pernyataan yang cenderung menyerang Islam pada Jumat, 23 Oktober lalu. Kata Macron, 'Islam adalah agama yang mengalami krisis di seluruh dunia'. Dia juga berjanji akan mengajukan RUU untuk memperkuat regulasi yang secara resmi memisahkan gereja dan negara di Prancis.

 

Lebih dari itu, Macron membiarkan dan membela penerbitan karikatur kontroversial Nabi Muhammad oleh majalah satire Charlie Hebdo atas nama kebebasan berekspresi.


Pernyataan dan sikap Macron tersebut mendapatkan kecaman dari para tokoh dan pemimpin negara-negara Islam. 


Arab Saudi
Kementerian Luar Negeri Arab Saudi mengecam segala tindakan yang menyinggung terkait Nabi Muhammad dan nabi lainnya. "Kerajaan mengecam penggambaran yang menyinggung terkait Rasul umat Islam, Muhammad atau nabi-nabi lainnya," kata Kementerian Luar Negeri Saudi, diberitakan kantor berita Kerajaan, SPA, Selasa (27/10).


Dikatakan juga, pihak Kerajaan menolak upaya untuk mengaitkan antara Islam dan terorisme. Saudi mengecam tindakan teroris siapa pun pelakunya. "Kebebasan berpikir dan kebebasan kultural adalah hal yang harus dijunjung dengan saling menghargai, toleransi, dan damai," kata Kementerian Luar Negeri Saudi tanpa menyebut Prancis.


Turki
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menyampaikan pernyataan yang keras terhadap Macron. Menurut Erdogan, Macron perlu melakukan pemeriksaan mental karena sikapnya yang demikian terhadap Islam. 


"Apa masalah yang dimiliki Macron dengan Islam dan Muslim? Macron membutuhkan pengobatan mental," kata Erdogan, dikutip laman Aljazeera, Senin (26/10). Erdogan juga menyebut kalau Macron telah kehilangan akal sehatnya. 


Indonesia
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI memanggil duta besar Prancis untuk Indonesia pada Selasa (27/10). Pada kesempatan itu, Kemlu RI menyampaikan kecaman terhadap pernyataan Presiden Prancis Emanuel Macron yang menghina Islam dan membela penerbitan kembali karikatur Nabi Muhammad.


"Kementerian Luar Negeri memanggil Duta Besar Prancis di Jakarta hari ini. Dalam pertemuan itu, Kementerian Luar Negeri menyampaikan kecaman terhadap pernyataan yang disampaikan Presiden Prancis," kata Juru Bicara Kemenlu RI, Teuku Faizasyah, dilansir laman CNNIndonesia, Selasa (27/10).


Pakistan
Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan, menyindir Macron. Menurutnya, seorang pemimpin seharusnya bisa mempersatukan manusia bukan malah memecah belah mereka. Dia sangat menyayangkan karena pada saat konferensi pers Macron lebih memilih mendorong Islamofobia dengan menyerang Islam dari pada memberikan sentuhan penyembuhan dan menyangkal ruang bagi para ekstremis. 


"Sayangnya, Presiden Macron telah memilih dengan sengaja untuk memprovokasi umat Islam, termasuk warganya sendiri," kata Imran Khan di akun Twitter-nya, Ahad (25/10). Melalui akun Twitternya, Imran Khan menulis surat kepada founder Facebook Mark Zuckerberg dan memintanya untuk melarang konten Islamofobia


Imran Khan menegaskan, sikap Macron yang membiarkan dan membela penerbitan karikatur Nabi Muhammad telah menyerang dan melukai jutaan Muslim di Eropa dan di seluruh dunia. Bagi dia, pernyataan publik berdasarkan ketidaktahuan akan lebih banyak menciptakan lebih banyak kebencian, Islamofobia, dan ruang bagi ekstremis.


Yordania
Kementerian Luar Negeri Yordania Mohammed al-Khalayleh, menegaskan, ‘menghina nabi’ bukan masalah persoalan pribadi. Bagi dia, sikap itu adalah kejahatan yang akan mendorong kekerasan.


Selain kecaman, pernyataan Macron itu juga memicu kampanye boikot produk Prancis di beberapa negara Arab seperti Kuwait, Qatar, Turki, Libya, Yordania, dan lainnya. Bahkan di sejumlah wilayah—Jalur Gaza, Tripoli Libya, Dhaka Bangladesh, dan lainnya—menggelar aksi demonstrasi anti-Prancis. Peserta protes membakar foto Macron dan bendera negeri beribukotakan Paris itu.


Pewarta: Muchlishon
Editor: Kendi Setiawan