Yerusalem, NU Online
Kedutaan Besar (Kedubes) Guatemala dibuka di Yerusalem pada hari ini, Rabu (16/5), atau dua hari setelah Amerika Serikat meresmikan Kedubesnya di kota suci tiga agama tersebut.
Presiden Guatemala Jimmy Morales dan Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu menghadiri acara pembukaan ini di Yerusalem Barat.
“Bukan suatu kebetulan bahwa Guatemala membuka kedutaannya di Yerusalem tepat di antara yang pertama. Anda selalu di antara yang pertama. Anda adalah negara kedua yang mengakui Israel,” kata Netanyahu dalam sambutannya seperti dilaporkan Reuters.
Sementara Morales mengatakan, tiga negara –Guatemala, Israel, dan Amerika Serikat- merupakan negara yang bersahabat. Ketiganya berbagi keberanian dan kesetiaan.
Negara Amerika Tengah ini merupakan salah satu dari beberapa negara yang mendukung keputusan Trump untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada akhir tahun lalu. Guatemala juga tercatat sebagai negara kedua yang memindahkan kedutaannya ke Yerusalem.
Dilaporkan, Paraguay juga akan memindahkan kedutaannya dari Tel Aviv ke Yerusalem pada akhir Mei ini.
Sebetulnya, sebelum 1980 Kedubes Guatemala dan beberapa negara lainnya untuk Israel juga berada di Yerusalem. Namun setelah Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) mengeluarkan Resolusi 478, maka Guatemala dan beberapa negara lainnya memindahkan kedutaan mereka ke Tel Aviv.
Status Yerusalem menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan kesepakatan perdamaian Israel dan Palestina tidak kunjung terwujud. Dunia internasional mendukung Yerusalem Timur dijadikan sebagai ibu kota Palestina. Akan tetapi, Israel merebut dan menjadikannya sebagai ibu kotanya. (Red: Muchlishon)