Internasional HUT KE-74 RI

Suasana Tak Kondusif, PCINU Hong Kong Batal Rayakan HUT RI

Sen, 19 Agustus 2019 | 08:30 WIB

Suasana Tak Kondusif, PCINU Hong Kong Batal Rayakan HUT RI

Wakil Ketua PCINU Hong Kong, Ustadz Muhammad Ali (sebelah kanan)

Hong Kong, NU Online

Pengurus Cabang Istimewa (PCI) NU Hong Kong membatalkan rencana peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-74 Republik Indonesia di Victoria Park, Ahad (18/8). Sebab di hari yang sama, tempat tersebut digunakan oleh warga Hong Kong untuk berunjuk rasa.

 

“Ya terpaksa kami batalkan karena suasananya tidak kondusif,” tukas Wakil Ketua PCINU Hong Kong, Ustadz Muhammad Ali sebagaimana rilis yang diterima NU Online, Senin (19/8).

 

Menurutnya, undangan untuk acara tersebut sesungguhnya sudah disebar via aplikasi WhatsApp. Warga NU Hong Kong pun cukup antusias menyambut peringatan HUT Indonesia yang sudah berumur 74 tahun itu. Diperkirakan ribuan warga NU Hong Kong siap menghadiri acara yang penuh makna perjuangan tersebut.

 

“Tapi apa boleh buat, dalam beberapa hari terakhir ini gelombang unjuk rasa memang ramai di Hong Kong, dan itu harus kita antisipasi. Sehingga kami memutuskan untuk membatalkan acara tersebut,” urainya.

 

Sebagai gantinya, Ustadz Ali mengimbau agar warga NU bisa merayakan peringatan HUT Republik Indonesia secara lebih sederhana di tempat tinggal masing-masing, misalnya dengan berdoa bersama-sama untuk arwah para pejuang Indonesia. Sebab doa sangat dibutuhkan oleh para almarhum yang telah mengorbankan jiwa dan raganya untuk memerdekakan Indonesia.

 

“Secara formal tidak ada peringatan apapun terkait HUT Indonesia. Tapi diganti dengan pembacaan doa di tempat tinggal masing-masing,” ungkapnya.

 

Ustadz Ali menambahkan, meski berada di rantau, namun warga Indonesia yang ada di Hong Kong sangat mencintai Indonesia. Itu bisa dilihat dari semangat mereka yang cukup menggebu untuk menggelar acara-acara terkait 17-an. Bahkan ucapan selamat HUT ke-74 RI, Dirgahayu Indonesia, dan sebagainya marak berseliweraan di gawai dan media sosial.

 

“Setiap tahun kita gelar acara 17-an di Victoria Park, selalu ramai dan meriah. Itu bukti bahwa kita sangat mencintai Indonesia. Di manapun, darah kami tetap Indonesia,” tegasnya.

 

Ia menandaskan, NU dan kemerdekaan Indonesia sekaligus pendirian NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) mempunyai benang merah yang sangat jelas. Para kiai dan pejuang NU banyak yang terlibat aksi pengusiran penjajah.

 

“Karena itu, NKRI wajib kami jaga di manapun kami berada,” pungkasnya.

 

Pewarta : Aryudi AR