Internasional

Syekh Ali Al-Shabuni Dishalatkan dan Dimakamkan di Istanbul

Sab, 20 Maret 2021 | 19:45 WIB

Syekh Ali Al-Shabuni Dishalatkan dan Dimakamkan di Istanbul

Jamaah di Istanbul menyambut jenazah Syekh Ali Al-Shabuni. (Foto: dok. istimewa)

Istanbul, NU Online

Mufassir kenamaan asal Suriah Syekh Ali al-Shabuni meninggal di usia ke-91 di Kota Yalova, Turki pada Jumat (19/3). Jenazah disemayamkan di Masjid Ismailaga Istanbul, tempat Syekh Salih Topcu, sahabat karibnya, yang bertugas sebagai imam dan khatib.


Jenazah Penulis kitab Shafwatut Tafasir itu dishalatkan di Masjid Fatih, di Istanbul. Di tempat ini juga, pernah dishalatkan tokoh-tokoh penting, seperti Nejmettin Erbakan yang juga merupakan sahabat dari Syekh Ali al-Shabuni.


Prosesi pelepasan jenazah almarhum dihadiri ribuan orang. Masjid kebanggaan warga Turki itu penuh sesak jamaah, hingga halamannya.

 

Hadir dalam shalat Jenazah, ulama-ulama Turki terkemuka, di antaranya Syekh Salih Topcu dan Presiden Dewan Islam Suriah SyekhUsamah al-Rifai.

 

Tampak hadir juga politisi Ketua Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) Muhammet Emin Akbasoglu, dan Direktur Pusat Penelitian Ilmu dan Pemikiran(IFAM) Ihsan Senocak.  


Rais Syuriyah Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Turki Ahmad Munji menjelaskan bahwa Syekh Salih Topcu dalam sambutannya menceritakan perjalanan hidup sahabatnya tersebut hingga sampai di Istanbul.


“Setelah gerak dakwahnya dibatasi di Makkah, dia berfikir untuk mencari tempat menghabiskan sisa umurnya. Lalu, di sebuah malam Lailatul Qadar, Syekh Ali al-Shabuni bermimpi pindah ke Yalova, kota kecil di sebelah Istanbul, Turki,” kata Syekh Topcu.


Syekh Ali al-Shabuni adalah salah satu ulama besar yang hijrah dari Makkah ke Turki. Iklim politik yang sudah tidak ramah untuk kegiatan dakwah Ahlussunah di Makkah membuat sosok seperti almarhum, Syekh Muhammad Awwamah, dan sejumlah nama lain memilih pindah ke Turki. Sementara di Turki, kedatangan mereka sangat mendapatkan tempat, baik dari pemerintah ataupun masyarakat Turki. 


Selanjutnya, jenazah ulama yang telah menulis lebih dari 50 kitab dalam berbagai disiplin ilmu itu dibawa ke komplek pemakaman Merkezefendi, Istanbul, Turki. Almarhum dimakamkan persis di sebelah makam Nejmettin Erbakan, Perdana Menteri Turki periode 1996-1997, yang juga merupakan sahabatnya.


Syekh Ali dilahirkan di Aleppo, Suriah pada 1 Januari 1930. Ia merupakan putra Syekh Jamil, seorang pembesar ulama di Aleppo pada zamannya. Selain menempuh pendidikan di negara kelahirannya, Suriah, almarhum juga menamatkan studinya dalam bidang syariah di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir.


Pewarta: Syakir NF

Editor: Fathoni Ahmad