Internasional

Ubah Kulit Semangka untuk Obat Diabetes, MA Model Zainul Hasan Genggong Raih Medali Emas Ajang Internasional

Sen, 27 September 2021 | 11:00 WIB

Ubah Kulit Semangka untuk Obat Diabetes, MA Model Zainul Hasan Genggong Raih Medali Emas Ajang Internasional

Pengasuh Pesantren Zainul Hazan Genggong, KH Mohammad Hasan Mutawakkil 'Alallah bersama tiga santri peraih medali emas pada ajang Japan Design, Idea, and Invention Expo 2021. (Foto: istimewa)

Jakarta, NU Online

Siswi Madrasah Aliyah (MA) Model Zainul Hasan Genggong, Probolinggo, Jawa Timur berhasil meraih medali emas dalam kompetisi Japan Design, Idea, and Invention Expo 2021 yang diselenggarakan oleh World Invention Intellectual Property Associations (WIIPA).

 

Tim delegasi MA Zainul Hasan Genggong terdiri dari tiga siswa yakni Fiorenza an Nafisah (Kelas XII IBB), Jinani Firdausiah (Kelas XII IPA A), dan Wilni Wahda Ulwiyati (Kelas XII IBB). Ketiganya bersaing dengan delegasi dari 35 negara lainnya pada ajang kompetisi internasional yang berlangsung di Jepang tersebut. Namun, peserta asal Indonesia itu mengikutinya secara virtual. 

 

Tiga siswa tersebut berhasil mendapatkan medali emas berkat inovasi mereka mengolah kulit semangka yang difermentasi. Minuman tersebut berkhasiat untuk mencegah dan mengobati penyakit diabetes. Minuman itu diberi nama Nata De Citrilus. Minuman tersebut juga aman diminum oleh selain penderita diabetes.

 

Humas MA Model Zainul Hasan, Fathur Roziqin mengatakan bahwa dengan mengikuti perlombaan tersebut, diharapkan dapat mengembangkan pribadi siswa Madrasah Aliyah Model Zainul Hasan Genggong sekaligus menjawab tantangan kepada santri untuk mengetahui kemampuan akademik dan sebagai tolok ukur prestasi santri dan madrasah (sekolah) di kancah Internasional. 

 

Sebelumnya, pihak madrasah telah melakukan bimbingan terlebih dahulu melalui program ekstrakurikuler yang sudah berlangsung sejak ketiga siswa tersebut duduk di kelas X MA. "Karena kami menanamkan kepada santri (siswa) kami bahwa perjuangan itu tidak instan," jelas Fathur dihubungi NU Online, Senin (27/9/2021).

 

Ia mengatakan bahwa dengan mengikuti lomba, siswa akan berpikir out of the box, mengaplikasikan skill (keterampilan), dan menambah pengetahuan baru. Diharapkan, prestasi yang diperoleh ketiga siswanya dapat menginspirasi banyak pihak, baik di lembaga pendidikan maupun non pendidikan. Diharapkan perolehan tersebut dapat mengharumkan citra santri di masyarakat.

 

"Bahwa seorang santri di pesantren tidak hanya diajari bekal ilmu agama, akan tetapi juga diajari sains. Semua itu harapannya mereka bisa mengintegrasikan ilmu agama dan sains. Sebagai bekal nantinya hidup di masyarakat agar menjadi Khoirun Nas Anfa'uhum Lin Nas (Sebarkan manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain)," papar Fathur.

 

Kontributor: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Kendi Setiawan