Internasional

Warga Saudi Pakai Kostum Menakutkan Rayakan Pesta Halloween

Sen, 31 Oktober 2022 | 17:00 WIB

Warga Saudi Pakai Kostum Menakutkan Rayakan Pesta Halloween

Warga Saudi pakai kostum menakutkan untuk merayakan pesta Hallowen yang digelar di Boulevard Riyadh, Kamis-Jumat (27-28/10/2022. (Foto: Twitter @nomanmisbahi)

Jakarta, NU Online
Belum lama ini publik dihebohkan oleh berita viral tentang Arab Saudi yang merayakan pesta Halloween. Perayaan yang dijuluki sebagai “Akhir Pekan Seram” itu berlangsung di Boulevard Riyadh dan banyak didatangi orang-orang dengan kostum dan dandanan menakutkan sebagai syarat mendapat akses masuk gratis ke Boulevard, Kamis-Jumat (27-28/10/2022).

 

Menurut Arab News, festival Halloween ini digelar sebagai bagian dari Riyadh Season yang berlangsung di ibu kota. “Ketika Halloween telah lama dijauhi di negara Teluk, para tamu acara tersebut menggambarkan festival itu sebagai bentuk hiburan yang tidak berbahaya," demikian bunyi laporannya.

 

Arab News juga memberitakan, acara ini didedikasikan untuk menampilkan penyamaran yang menakutkan dan memamerkan desain kreatif orang Saudi. Tujuannya adalah untuk menciptakan suasana yang penuh dengan kesenangan, sensasi, dan kegembiraan saat orang-orang menemukan cerita di balik berbagai kostum karakter.

 

Abdulrahman, salah satu penggembira Holloween memamerkan kostum makhluk mitologi Amerika Utara Wendigo. Legenda mengatakan bahwa makhluk folkloric adalah roh jahat yang merasuki manusia dan menyerukan perasaan serakah, lapar, serta sosok kanibal. Abdulrahman tidak peduli pandangan publik soal perayaan ini, baginya acara ini sebagai bentuk hiburan yang tidak berbahaya.

 

“Ini perayaan besar, jujur, dan ada semangat kegembiraan. Dalam hal haram atau halal, saya tidak tahu tentang itu. Kami merayakannya hanya untuk bersenang-senang dan tidak ada yang lain. Kami tidak percaya pada apa pun," katanya.

 

Pengunjung lain, Khaled Alharbi juga mengungkapkan pendapat yang sama. “Tindakan didasarkan pada niat. Aku di sini hanya untuk bersenang-senang,” ujarnya.

 

“Scary Weekend" adalah acara bertema kostum kedua yang diadakan di ibu kota. Acara serupa, pesta topeng berlangsung awal tahun ini di Boulevard Riyadh City pada 17 dan 18 Maret dan digambarkan sebagai pesta kostum terbesar di Arab Saudi.

 

Acara ini dilengkapi dengan pertunjukan kembang api, sound effect yang disempurnakan dan dekorasi yang seram.

 

Memicu kritik publik
Perayaan Halloween ini pun memicu berbagai kritik dari Muslim dunia yang memandang Saudi sebagai pusat ajaran Islam. Sedangkan, Islam dikenal tidak merayakan perayaan Halloween yang dipandang sebagai budaya dari negara Barat.

 

Selain itu, sebagian netizen termasuk dari Indonesia mengritik keras Saudi karena dinilai standar ganda. Sebab, pemerintahan Raja Salman itu mengizinkan perayaan Halloween tetapi tetap melarang perayaan Maulid Nabi Muhammad saw.

 

“Tahukah anda, bahwa acara hallowen ini di Saudi Arabia dan di sisi lain negara tersebut melarang keras Acara Maulid Nabi Saw,” tulis pemilik akun Twitter @Aliaf***.

 

“Di arab saudi nda boleh bikin maulid tapi kalo bikin hallowen tafaddol ! Sogili ngoni wahabi,” tulis @SayyedUmar**.

 

Aturan MBS lebih luwes
The New York Times melaporkan, sejak Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) diangkat sebagai Putra Mahkota atau pemimpin de facto Saudi, negara tersebut terus melakukan berbagai dobrakan ke arah lebih moderat.

 

Setelah melonggarkan larangan bagi kaum perempuan, negara yang semula sangat konservatif ini pun mulai mengizinkan gelaran konser, bioskop, penyatuan wanita dan laki-laki dalam kerumunan, hingga mengizinkan penjualan alkohol dan penggunaan bikini di tempat-tempat tertentu.

 

Sejumlah pihak meyakini berbagai aturan baru yang lebih luwes ini diterapkan Saudi sebagai upaya melancarkan visinya yang tertuang dalam 2030 Vision yang berupaya mendiversifikasi perekonomian negara agar tidak hanya bergantung pada minyak.

 

Salah satu yang ingin digenjot Saudi adalah pemasukan dari sektor wisata. Karena itu, berbagai aturan disesuaikan menjadi lebih luwes agar dapat menarik investor dan wisatawan asing ke Arab Saudi.

 

Pewarta: Syifa Arrahmah
Editor: Aiz Luthfi