Internasional

Yahya Koshak, Insinyur yang Pernah Memimpin Pembersihan Sumur Zamzam Wafat

Rab, 3 Maret 2021 | 05:00 WIB

Yahya Koshak, Insinyur yang Pernah Memimpin Pembersihan Sumur Zamzam Wafat

Yahya Hamza Koshak, insinyur yang terkenal karena jasanya terhadap sumur Zamzam, meninggal dunia pada usia 80 tahun. (Foto: arabianknightonline)

Jeddah, NU Online
Kabar duka datang dari Arab Saudi. Seorang insinyur yang terkenal karena jasanya terhadap sumur Zamzam, Yahya Hamza Koshak, meninggal dunia di usia 80 tahun pada Selasa (2/3). Kabar wafatnya Koshak tersebut membuat warga Saudi berduka. 


Selama hidupnya, Koshak pernah menduduki sejumlah posisi pemerintahan di Kota Makkah, termasuk wakil menteri untuk urusan teknis di Kota Madya Makkah. 


Pada empat dekade lalu, Koshak memimpin tim pembersih sumur Zamzam. Dia mencatat pengamatannya di dalam sumur dan kemudian menulis sebuah buku berjudul ‘Zamzam: Air Suci’. 


“Membersihkan sumur Zamzam adalah satu satu projek terpentingnya, tugas besar di bawah arahan Raja Khalid,” kata keponakan Yahya Koshak, Nabeel Koshak, diberitakan Arab News, Rabu (3/3).


Di dalam bukunya itu, Koshak menguraikan sejarah sumur Zamzam dan sumber airnya. Dia juga mendokumentasikan benda-benda arkeologi yang ditemukannya selama proses pembersihan sumur Zamzam. 

 

“Dengan pengamatan, menjadi jelas bahwa hanya ada dua sumber utama air (Zamzam), satu menuju Ka'bah, dan yang lainnya menuju Ajyad. Adapun sumber ketiga, yang menurut cerita sejarah berada di sisi Jabal Abu Qubays dan Al-Safa, saya justru menemukan 12 lubang kecil di antara batu-batu bangunan,” jelas Koshak. 

 

Disebutkan, perairan dari sumur Zamzam adalah inspirasi di balik banyak pencapaian Yahya Hamza Koshak di bidang teknik dan kontribusinya bagi pembangunan Arab Saudi.


Koshak dikenal sebagai ‘Bapak Insinyur’. Dia pernah menjabat sebagai Direktur Jenderal Perusahaan Air Nasional dan anggota Organisasi Pers dan Publikasi Okaz. 


Koshak lahir di Makkah pada 1941. Dia belajar di salah satu sekolah pertama di Kota Taif, setelah didirikan oleh Raja Faisal dan Putri Effat.  Dia kemudian belajar teknik di Universitas Ain Syam, Kairo, Mesir. Namun dia menyelesaikan gelarnya di Riyadh. Setelah itu, dia melanjutkan pendidikannya di Amerika Serikat (AS) dan mendapatkan gelar Ph.D di bidang ilmu teknik. 


Menurut pengakuan Nabeel, pamannya itu adalah orang yang mudah dekat dan tidak suka menyakiti orang lain sehingga orang-orang yang bekerja dengannya menyukainya. “Dia periang. Ini adalah karakteristik yang membedakan kepribadiannya,” ucap Nabeel. 


Pewarta: Muchlishon
Editor: Fathoni Ahmad   


Instal sekarang NU Online Super App versi Android (s.id/nuonline) dan versi iOS (s.id/nuonline_ios). Akses dengan mudah fitur Al-Qur'an, Yasin & Tahlil, Jadwal Shalat, Kompas Kiblat, Wirid, Ziarah, Ensiklopedia NU, Maulid, Khutbah, Doa, dan lain-lain.