Internasional

Yang Perlu Diketahui tentang Gembong Baru ISIS, Abu Ibrahim Al-Hashimi

Sen, 4 November 2019 | 07:45 WIB

Yang Perlu Diketahui tentang Gembong Baru ISIS, Abu Ibrahim Al-Hashimi

Foto ilustrasi (via The Hill)

Jakarta, NU Online
Kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengonfirmasi kematian pemimpin mereka Abu Bakar al-Baghdadi pada Kamis, 31 Oktober lalu. Selain al-Baghdadi, ISIS juga memastikan juru bicara mereka juga tewas dalam operasi militer yang dilancarkan pasukan khusus AS di Provinsi Idlib, Suriah barat laut, pekan lalu.

Pesan itu disampaikan juru bicara baru ISIS, Abu Hamza al-Qarshi, sebagaimana disiarkan media kelompok itu, al-Furqan. “Kami berduka untuk Anda (al-Baghdadi), komandan umat beriman," katanya seperti dikutip dari AFP.

ISIS kemudian menunjuk Abu Ibrahim al-Hashimi al-Quraishi sebagai khalifah atau pemimpin baru mereka, menggantikan al-Baghdadi. Abu Hamza meminta para militan ISIS untuk bersumpah setia kepada pemimpin baru ISIS tersebut.

Dalam pesannya itu, Abu Hamza juga menyebut kalau Presiden AS Donald Trump sebagai ‘orang tua gila’. Ia memperingatkan, para kombatan ISIS akan menuntut balas kematian al-Baghdadi. 

Siapa Abu Ibrahim al-Hashimi al-Quraishi?

Al-Hashimi tidak begitu dikenal di kalangan lembaga ant-terorisme dunia. Hal itu salah satunya diungkapkan Paul Cruickshank, editor CTC Sentinel di Combating Terrorism Center. Dia menulis di akun Twitternya bahwa tidak ada yang mengenal al-Hashimi.

“Tidak ada - dan maksud saya tidak ada orang di luar lingkaran yang sangat kecil di dalam ISIS - memiliki gagasan siapa pemimpin baru mereka 'Abu Ibrahim al-Hashimi al-Quraishi,” tulisnya.

Menurut laporan BBC, Jumat (1/11), al-Hashimi diyakini merupakan nama perang (nom de guerre), bukan nama asli. ISIS memang belum merilis detail profil dan foto al-Hashimi, namun pemimpin baru ISIS itu digambarkan sebagai ‘figure terkemuka dalam berjihad’. 

Disebutkan juga, al-Hashimi adalah seorang veteran yang ikut dalam beberapa pertempuran melawan pasukan AS pada waktu lalu. Meski demikian, tidak ada informasi lebih lanjut dia terlibat dalam perang apa saja.

ISIS mengklaim pemimpin barunya berasal dari Suku Quraish, suku yang sama dengan Nabi Muhammad. Oleh karenanya, ia diberi gelar al-Quraishi. Ini penting bagi ISIS sebagai bentuk legilitimasi sebagai khalifah. Karena kaum Sunni pra modern menganggap kalau Suku Quraish menjadi kualifikasi utama untuk menjadi seorang khalifah.

Para analis, seperti diberitakan Aljazeera, Jumat (1/11), memprediksi, al-Hashimi akan memimpin ISIS dengan cara yang berbeda dengan al-Baghdadi. Mengingat dia menjadi pemimpin organisasi usang dan terpecah belah menjadi sel-sel tidur yang tersebar di mana-mana. Saat ini, sel tidur ISIS diperkirakan mencapai 14-18 ribu orang, termasuk tiga ribu militan asing.

Bagaimana al-Hasyimi dipilih?

Dikutip laman Time, Jumat, (1/11), sama seperti al-Baghdadi, al-Hashimi disetujui menjadi Pemimpin ISIS oleh Dewan Syura atau Dewan Pemerintahan ISIS. Hal ini menyiratkan hierarki ISIS dan birokrasi tetap beroperasi. Dalam pengumuman yang disampaikan juru bicara baru ISIS, Abu Hamza, al-Baghdadi telah menunjuk penggantinya sebelum dia meninggal.

Para syekh mujahidin ISIS disebutkan setuju, setelah berkonsultasi dengan yang lainnya dan bertindak atas rekomendasi al-Baghdadi, untuk berjanji setia kepada Abu Ibrahim al-Hashimi al-Quraishi. 

Pewarta: Muchlishon
Editor: Fathoni Ahmad