Jatim

Kiai Azaim Sukorejo: NU Adalah Lentera Dunia

Ahad, 6 Maret 2022 | 21:00 WIB

Kiai Azaim Sukorejo: NU Adalah Lentera Dunia

KHR Ahmad Azaim Ibrahimy (pegang mik). (Foto: NOJ/ Firdausi).

Sumenep, NU Online Jatim

Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo, Situbondo, Jawa Timur KHR Ahmad Azaim Ibrahimy mengatakan, saat melihat lampu di pendopo teringat pada masa lalunya. Menurutnya, lampu itu dikenal dengan sebutan lentera yang terdiri dari beberapa perangkat.


“Nama lengkap dari lentera adalah pelita. Lentera tanpa pelita tidak akan berfungsi. Jadi, kata kunci yang akan kita bahas hari ini adalah lentera, pelita, dan Nur atau cahaya Allah,” ujarnya mengawali materi dengan tajuk ‘Membangun Peradaban Dunia dengan Nilai-nilai Pesantren’ saat acara Simposium Peradaban NU yang dipusatkan di Keraton Kerajaan Sumenep, Sabtu (05/03/2022).


Saat masih kecil, lanjutnya, ia sering bermain dan sering melihat kakeknya (KHR As’ad Syamsul Arifin) mengumpulkan santri di aula pesantren. Kakeknya menyampaikan, bahwa ia ikut NU agar beda dengan lainnya, karena Kiai As’ad adalah tokoh yang terlibat langsung dalam menyampaikan wasiat Syaikhona Muhammad Kholil Bangkalan kepada Hadratussyekh KH M Hasyim Asy’ari di Jombang.


“Surat An-Nur ayat 35 yang disampaikan oleh Gus Yahya di Bangkalan adalah isyarah kepada kita bahwa suatu saat nanti, NU akan menjadi Damar Kambang (lentera) dunia,” ungkapnya menyitir pesan Kiai As’ad.


Tak sampai di situ, dalam tradisi masyarakat Madura, damar kambang memiliki filosofi yang dalam. Karena damar adalah pelita yang terapung di atas minyak. Sedangkan sumbunya dijelaskan dalam sebuah tradisi.


“Damar kambang biasa dilihat di acara pernikahan. Pelita tersebut dijaga agar apinya terus menyala dan tidak padam. Jika padam hingga berkali-kali, menurut keyakinan orang Madura bakal ada masalah dalam kehidupan rumah tangganya kelak. Oleh karenanya, damar kambang itu dijaga agar pernikahan kedua mempelai langgeng,” terangnya.

 

Selengkapnya baca di sini