Kesehatan

Apakah Tidur dan Mandi Malam Sebabkan Paru-paru Basah? Ini Jawaban Dokter

Rab, 23 Agustus 2023 | 21:00 WIB

Apakah Tidur dan Mandi Malam Sebabkan Paru-paru Basah? Ini Jawaban Dokter

Ilustrasi tidur malam. (Foto: NU Online/Freepik).

Jakarta, NU Online
Ada pandangan dari masyarakat bahwa tidur dan mandi malam bisa menyebabkan sakit paru-paru basah atau pneumonia. Pandangan ini telah beredar lama dalam kepercayaan masyarakat. Namun apakah hal ini benar dilihat dari perspektif ilmu kesehatan?.

 

dr. Ita Fajria Tamim mengatakan bahwa pandangan ini jauh dari kebenaran. Hal ini karena Pneumonia adalah penyakit infeksi yang ditandai dengan penumpukan cairan atau bahkan nanah di dalam rongga udara paru-paru, yang menyebabkan kesulitan dalam bernafas. Berbeda dengan mitos yang beredar, pneumonia bukanlah akibat dari tidur atau mandi pada malam hari.

 

“Pneumonia itu disebabkan oleh organisme seperti bakteri virus maupun jamur dimana organisme tersebut menginfeksi paru-paru dan menyebabkan penyakit pada paru-paru tersebut,” katanya dalam video yang diunggah Youtube NU Online, Rabu (23/8/2023). 

 

Ketika paru-paru terinfeksi maka akan memicu penyakit, yang menghasilkan gejala seperti batuk yang tidak kunjung sembuh, batuk berdahak, demam, menggigil, dan kesulitan dalam bernapas.

 

Meskipun pneumonia dapat mengenai siapa saja, namun jelasnya, beberapa individu lebih rentan terhadap penyakit ini. Di antaranya anak-anak berusia tiga tahun atau kurang, orang dewasa berusia 65 tahun ke atas, pasien yang menjalani perawatan di rumah sakit dalam waktu yang lama, dan individu yang dirawat di unit perawatan intensif (ICU) sambil bergantung pada ventilator atau alat bantu pernapasan.

 

Mereka dengan kondisi kronis atau masalah jantung, perokok, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah seperti pasien HIV atau AIDS juga rentan terhadap penyakit ini.

 

“Gejala dari penyakit pneumonia ini yang pertama adalah batuk berdahak kemudian nyeri dada ketika batuk, sesak nafas, mudah lelah, demam dan menggigil, mual, muntah, hingga gangguan pada kesadaran atau kesadaran yang menurun pada pasien terutama di usia lebih dari 65 tahun,” jelasnya.

 

Untuk pengobatan pneumonia, tenaga medis biasanya meresepkan antibiotik dalam kasus infeksi bakteri sebagai penyebab utama. Terapi pendukung juga digunakan, termasuk obat penurun demam dan pengobatan untuk meredakan gejala batuk. 

 

Biasanya menurutnya, pasien pneumonia disarankan untuk dirawat di rumah sakit, terutama mereka yang berusia di atas 65 tahun, serta individu dengan tekanan darah rendah (seperti 90/60), gangguan fungsi ginjal, pernapasan cepat, suhu tubuh yang sangat rendah, atau detak jantung yang terlalu cepat atau lambat melebihi 100 kali per menit.