Kesehatan

Manfaat Sahur untuk Kesuburan dan Fungsi Reproduksi

Ahad, 2 April 2023 | 15:00 WIB

Manfaat Sahur untuk Kesuburan dan Fungsi Reproduksi

Sahur dan kesehatan reproduksi. (Ilustrasi: NU Online)

Rangkaian ibadah di Bulan Ramadhan tidak hanya menjanjikan pahala yang berlimpah, tetapi juga segudang manfaat kesehatan. Bahkan, aktivitas bangun di waktu sahur yang erat kaitannya dengan makan dan minum ternyata membawa dampak yang baik untuk pola hidup seorang muslim. Bila pola hidup yang meliputi pola tidur, makan, dan minum terbentuk dengan baik, maka fungsi-fungsi biologis seorang manusia akan aktif termasuk fungsi reproduksinya. 


Kesehatan tubuh secara menyeluruh, termasuk kesehatan reproduksi ternyata mendapatkan pengaruh positif dari pola hidup orang yang rutin sahur. Adakah manfaat dari rutinitas bangun di waktu sahur dengan kesehatan hormon-hormon reproduksi? Lebih lanjut, apakah puasa dapat memperbaiki kesuburan pasangan suami istri sehingga mendukung kesehatan reproduksi?


Bagi sebagian pasangan suami istri yang telah berumah tangga, dambaan terhadap hadirnya keturunan seringkali harus berpacu dengan bertambahnya usia. Pada laki-laki dewasa, terjadi perubahan hormon-hormon reproduksi seperti testosteron sehingga berbeda polanya dengan ketika remaja. Saat remaja, pengeluaran testosteron paling banyak terjadi pada malam hari. 


Ketika usia bertambah, maka pola dan kadar hormon testosteron laki-laki ini dominan pada pagi hari. Namun, ketika puasa Ramadhan dan rutin sahur, seorang laki-laki dewasa mengalami perubahan pola pengeluaran testosteron. Penelitian yang dilakukan oleh Mira dari Universitas King Abdul Aziz Saudi Arabia menunjukkan bahwa laki-laki dewasa yang berpuasa Ramadhan dan rutin sahur, pola testosteronnya akan kembali seperti saat muda atau remaja (Mira, 2002, Changes in Testosterone Levels During the Fasting month of Ramadhan, Qatar Medical Journal Vol.11: halaman 19-21)


Sekilas, efek ibadah puasa Ramadhan akan menurunkan frekuensi aktivitas hubungan suami istri. Orang yang berpuasa dengan sungguh-sungguh akan mengalami penurunan hasrat seksual. Namun, di balik itu tersimpan manfaat yang besar dari perubahan pola kegiatan rutin harian. Pola di dalamnya termasuk aktivitas sahur bagi pasangan yang sudah berumah tangga dan sedang mendambakan keturunan.


Orang yang bangun di waktu sahur akan mengalami perubahan siklus tidur dan bangun. Agar dapat bangun di waktu sahur, maka umat Islam perlu tidur tepat waktu di malam hari Bulan Ramadhan. Dalam ajaran Islam, sebelum tidur seseorang hendaknya memadamkan sumber cahaya di tempat tinggalnya. Saat beristirahat dalam gelap itulah, hormon melatonin bekerja dengan baik sehingga kualitas tidur meningkat meskipun waktu tidurnya singkat. 


Siklus bangun dan tidur ini dipengaruhi oleh hormon melatonin. Melatonin sangat mempengaruhi kesuburan pada wanita. Wanita yang berpuasa Ramadhan dan rutin sahur dapat mengalami peningkatan hormon melatonin. Hal itu bisa terwujud apabila saat tidur malam perut sudah dalam keadaan rileks dari mencerna makanan. Selain itu, budaya memadamkan cahaya lampu saat tidur malam juga membuat kerja melatonin semakin optimal.


Pada wanita dewasa, hormon melatonin ini erat kaitannya dengan kesuburan dan daya tahan tubuh. Oleh karena itu, melatonin yang bekerja secara optimal akan mendukung kesehatan reproduksi wanita.


Manfaat melatonin untuk menunjang fertilitas dan imunitas ini telah terbukti dan banyak diteliti oleh para ahli. Di Australia, banyak wanita yang menggunakan suplemen melatonin untuk meningkatkan potensi sel telur sehingga menunjang kesuburannya. Selain itu, sifat anti oksidan dari melatonin dapat mengurangi kerusakan dan menghasilkan embrio atau bakal janin yang lebih baik. 


Jika seorang wanita muslimah rutin sahur pada Bulan Ramadhan, maka hormon melatoninnya berada dalam jumlah yang baik dan tidak perlu suplemen. Jika wanita tersebut sedang merencanakan kehamilan, maka kesehatan fungsi reproduksinya akan terjaga dan sel telur yang siap dibuahi akan sehat. Menurut penelitian Tamura dan timnya yang merupakan gabungan para ahli dari Jepang dan Amerika Serikat, melatonin memang penting untuk kesehatan reproduksi dan sel telur wanita.


Melatonin melindungi calon sel telur dari berbagai paparan zat kimia yang berbahaya. Oleh karena itu, keberadaan melatonin akan meningkatkan kualitas sel telur wanita. Pada wanita yang kesuburannya rendah dan diterapi dengan melatonin selama satu bulan, maka terjadi perubahan  yang baik. Tingkat pembuahan sel telur wanita dapat meningkat sekitar 50% dan tingkat kehamilan meningkat sekitar 20%. (Tamura dkk, 2008, Oxidative stress impairs oocyte quality and melatonin protects oocytes from free radical damage and improves fertilization rate, J. Pineal Res, 44: halaman 280–287)


Penelitian tersebut menunjukkan bahwa pasien-pasien wanita yang memiliki tingkat kesuburan atau fertilitas rendah ternyata masih mungkin untuk mendapatkan keturunan. Salah satu upaya yang bisa ditempuh adalah dengan terapi melatonin. Rutinitas sahur ketika Bulan Ramadhan dapat menjadi salah satu wasilah untuk mencapai kadar melatonin yang optimal tanpa harus dipasok dari luar. 


Oleh karena itu, selayaknya pasangan suami istri yang sedang berikhtiar untuk memperoleh keturunan mengambil keberkahan dari waktu sahur selama Bulan Ramadhan. Selain makan dan minum di waktu sahur Bulan Ramadhan, ada banyak aktivitas ibadah yang bisa dilakukan. Intinya orang yang sahur harus bangun di sepertiga malam terakhir. 


Ibadah yang bisa dilakukan di sekitar waktu sahur bisa bermacam-macam. Mulai dari shalat malam, tadarus membaca Al-Quran, atau berhubungan suami istri dengan pasangannya sebelum santap sahur merupakan rangkaian ibadah di waktu yang ideal. Penelitian tentang masa subur atau ovulasi pada wanita juga mengungkapkan bahwa lonjakan hormon reproduksi wanita (FSH dan LH) yang membersamai keluarnya sel telur terjadi pada jam-jam terakhir fase gelap (Olcese, 2020, Melatonin and Female Reproduction: An Expanding Universe, Front. Endocrinol, 11: 85)


Waktu di sekitar akhir fase gelap dapat dimaknai sebagai waktu sepertiga malam terakhir di sekitar waktu sahur. Fitrah alami seorang wanita adalah mengeluarkan satu sel telur yang siap untuk dibuahi sebulan sekali yang dikenal dengan masa ovulasi. Ternyata waktu sahur di mana kondisi alam masih gelap menjelang fajar juga terkait dengan keluarnya sel telur dan hormon-hormon pendukung reproduksi pada masa subur wanita.


Meskipun hadirnya anak atau keturunan adalah hak prerogatif Allah, tetapi ikhtiar pasangan suami istri harus maksimal. Bukan tidak mungkin, hubungan suami istri yang dilaksanakan bertepatan dengan masa subur wanita dan kualitas sel telur yang prima akan menghasilkan proses pembuahan. Peran melatonin, testosteron, dan hormon-hormon reproduksi lain yang ditingkatkan kadarnya berkat rutinitas bangun di waktu sahur selama Ramadhan merupakan salah satu wasilah untuk mencapai kesehatan reproduksi suami istri. Wallahu a’lam bis shawab.


Ustadz Yuhansyah Nurfauzi, apoteker, pegiat farmasi, anggota MUI Cilacap.