Kesehatan

Nutrisi Kesehatan Mental untuk Caleg Gagal menurut Thibbun Nabawi

Ahad, 18 Februari 2024 | 11:00 WIB

Nutrisi Kesehatan Mental untuk Caleg Gagal menurut Thibbun Nabawi

Ilustrasi Pearl Barley. (Foto: NU Online/Freepik)

Pemilu menyisakan duka mendalam bagi sebagian kontestan calon anggota legislatif (caleg) yang gagal dalam mencapai target suara dalam pemilu. Tidak jarang kasus depresi dan gangguan mental juga ditemukan pada kandidat di berbagai level kabupaten hingga pusat. Akibatnya, muncullah perasaan kecewa, sedih, putus asa, marah, dan sejenisnya.

 

Bila diperlukan, banyak rumah sakit yang telah menyiapkan sarana dan prasarana khusus untuk merawat para caleg yang gagal tersebut. Namun, perawatan jangka panjang setelah keluar dari rumah sakit akan kembali kepada keluarga masing-masing. Bila tidak dikelola dengan baik, kasus depresi bisa berkembang menjadi penyakit kronis yang lain, seperti diabetes dan gangguan lambung.

 

Pihak keluarga perlu memperhatikan kebutuhan nutrisi sehari-hari untuk menjaga kesehatan mental pasien di rumahnya. Adakah sumber nutrisi yang baik untuk menjaga kesehatan mental pada kasus tersebut? Bagaimana thibbun nabawi memberikan penjelasan tentang rasa sedih dan kecewa beserta terapinya?

 

Rasa sedih karena kehilangan sesuatu yang dicintai seperti orang tersayang, cita-cita, impian, maupun penyebab lainnya harus dikelola dengan baik. Selain dengan terapi kejiwaan, penggunaan obat-obatan dan nutrisi juga merupakan ikhtiar dalam terapi untuk merawat kejiwaan dan mental.

 

Ummul mukminin Sayyidah ‘Aisyah radliyallahu ‘anha dalam hadits riwayat Bukhari menjelaskan salah satu bahan nutrisi untuk kesehatan mental sebagai berikut:

 

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّهَا كَانَتْ تَأْمُرُ بِالتَّلْبِينِ لِلْمَرِيضِ وَلِلْمَحْزُونِ عَلَى الْهَالِكِ وَكَانَتْ تَقُولُ إِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ التَّلْبِينَةَ تُجِمُّ فُؤَادَ الْمَرِيضِ وَتَذْهَبُ بِبَعْضِ الْحُزْنِ ‏

 

Artinya: “Dari ‘Aisyah radliyallahu ‘anha, Beliau memerintahkan untuk mengonsumsi talbinah (adonan yang terbuat dari tepung barley kasar) untuk orang yang sakit dan orang yang sedih karena musibah yang menimpanya. Dia juga berkata, sesungguhnya saya mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya talbinah itu dapat menyembuhkan hati yang sakit dan menghilangkan kesedihan.” (HR Bukhari)

 

Hadits yang menyebutkan bahwa "Talbinah" berkhasiat menyembuhkan hati yang sakit dan kesedihan juga disebutkan oleh Al-Hafiz Adz-Dzahabi dalam kitab At-Thibbun Nabawi (Al-Hafiz Adz-Dzahabi, At-Thibbun Nabawi, [Beirut, Dar Ihyail Ulum: 1990], halaman 240).

 

Talbinah dalam bahasa Arab berasal dari kata yang sama dengan susu (laban) karena wujudnya setelah matang berupa bubur putih dan kental seperti susu kental. Bahan baku tepungnya berasal dari biji-bijian tanaman sejenis gandum yang dikenal dengan Barley (Hordeum Vulgare). Di Nusantara, tanaman yang mirip dengan Barley adalah “Pearl Barley” atau Barley Mutiara yang dikenal dengan Biji Jali atau Jelai atau Hanjeli (Coix Lacryma).

 

Dalam riwayat yang lain, Talbinah disuguhkan dengan campuran kuah daging campur roti atau tsarid. Hidangan itu biasanya dihidangkan untuk keluarga yang berduka karena baru ditinggal wafat oleh salah seorang anggota keluarga. Jadi suasana sedih yang dialami hati dapat diharapkan berubah menjadi lebih baik dengan menu racikan yang salah satunya terbuat dari Talbinah.

 

Talbinah perlu dicampur dengan bahan lainnya agar rasanya lebih enak. Sebagaimana pengakuan Sayyidah ‘Aisyah, rasa asli Talbinah tidak enak sehingga banyak yang tidak suka. Namun, kemanjuran Talbinah membuatnya menjadi pilihan bagi para terapis untuk diberikan sebagai nutrisi bagi pasien-pasiennya.

 

Salah satu bahan campuran Talbinah yang membuat rasanya lebih enak adalah madu. Campuran ini juga disebutkan dalam kitab At-Thibbun Nabawi karya Adz-Dzahabi. Campuran talbinah dengan madu terbukti dapat mengurangi depresi, stress, dan gangguan mood (Badrasawi, 2013, Effect of Talbinah Food Consumption on Depressive Symptoms among Elderly Individuals in Long Term Care Facilites, Randomized Clinical Trial, Clinical Interventions in Aging, Vol.8: halaman 279-285).

 

Barley atau tepung sya’ir dari sejenis gandum kasar di wilayah Arab dikenal sebagai makanan sederhana. Penampilannya yang tidak sebagus gandum menjadikan biji-bijian asal-muasal Talbinah itu sebagai makanan rakyat jelata. Uniknya, seorang tokoh besar Islam yang bernama Salahuddin Al-Ayyubi menjadi pengonsumsi makanan sederhana ini.

 

Kesederhanaan hidup Salahuddin tercermin dari makanannya. Barley atau Jelai adalah salah satu biji-bijian yang dikenal sebagai makanannya orang miskin. Meskipun demikian, Salahuddin tidak gengsi untuk mengonsumsinya. Bahkan pasukan muslim yang terlibat dalam Perang Salib juga menjadikan Barley sebagai salah satu makanan utamanya.

 

Panglima besar kaum muslimin itu mengonsumsi Barley dengan cara yang tidak biasa, yaitu dijadikan air Jelai. Salahuddin meminumnya ketika sedang menjalani masa-masa yang penuh keprihatinan. Ternyata air Jelai merupakan saripati Barley yang isinya sama dengan kandungan Talbinah. 

 

Contoh ini sangat penting mengingat Salahuddin Al-Ayyubi tidak saja panglima dalam perjuangan fisik, tetapi juga seorang ahli politik dan negarawan. Perjuangannya di medan perang dalam jangka panjang juga tidak luput dari kekalahan meskipun pada akhirnya beliau keluar sebagai pemenang. Tekanan demi tekanan selama berperang, ditambah dengan tekanan politik tentu membuat mental Salahuddin ditempa dengan pahit dan getirnya perjuangan yang mampu mengguncang jiwa.

 

Bila Talbinah sangat kental menyerupai bentuk antara bubur dan susu, air Jelai konsistensinya lebih encer sehingga menjadi minuman. Ketika dikonsumsi dalam kondisi yang masih hangat, air Jelai yang dicampur madu memberikan efek yang lebih besar dan manfaat yang lebih banyak.

 

Berdasarkan hasil penelitian, air Barley yang setara dengan Talbinah ini sangat bermanfaat untuk sistem syaraf sehingga mampu mengurangi gejala depresi. Kandungan yang berkhasiat adalah karbohidrat, mineral seperti Zinc dan Magnesium, serta beberapa asam amino. Kandungan Zinc sebesar 5 mg per sajian Talbinah maupun air Barley terbukti memberikan efek perbaikan pada kondisi depresi.

 

Apabila Barley di Indonesia sulit ditemukan dan mahal, maka Talbinah bisa dibuat dari tanaman lokal biji Jali atau Hanjeli. Biji Hanjeli ini pernah dibudidayakan oleh warga NU di Kecamatan Pamarican, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Di daerah-daerah lain Nusantara, Biji Jali juga bisa ditemukan sebagai salah satu komoditas pengganti tanaman pangan seperti pengganti beras atau bahan baku Bubur Jali.

 

Berdasarkan kandungan nutrisi Talbinah dan relevansinya untuk terapi kesedihan, keluarga yang sedang merawat para calon anggota legislatif dengan gangguan mental dapat memanfaatkannya. Penelitian tentang gambaran stress calon legislatif yang gagal mengungkapkan bahwa mereka mengalami rasa kecewa, frustasi, cemas, dan menarik diri. Hal yang lebih parah seperti perasaan sedih berlebihan hingga putus asa menjadi gejala depresi yang banyak terjadi (Meltis dkk, 2023, Gambaran Stress Calon Legislatif yang Gagal, Jurnal Psikologi Karakter, Vol.3. Nomor 1: halaman 161-166)

 

Berobat secara medis, terapi mental ataupun kejiwaan melalui psikiater, dan terapi spiritual sangat berperan untuk memperbaiki kondisi depresi. Selain dirawat di rumah sakit, keluarga dapat memberikan dukungan dengan memberikan perawatan lanjutan di rumah. Bila dimungkinkan memberikan terapi gizi dengan Talbinah atau Biji Jali, maka perbaikan kondisi mental mereka juga dapat diharapkan untuk pulih lebih cepat. Wallahu a’lam.

 

Yuhansyah Nurfauzi, apoteker dan peneliti farmasi