Lingkungan

Agus Subairi Manfaatkan KKN Pulihkan Lahan Gambut

Ahad, 26 April 2020 | 07:30 WIB

Agus Subairi Manfaatkan KKN Pulihkan Lahan Gambut

Agus Subairi. (Foto: dok Istimewa)

Jakarta, NU Online
Mengajak masyarakat untuk menjaga lahan gambut di Provinsi Riau tidak semudah yang dibayangkan Agus Subairi (44), warga Dusun Srimersing, Kampung Jatibaru, Bungaraya, Kabupaten Siak yang saat ini menjadi seorang Dai Gambut. Dibutuhkan ragam pendekatan agar masyarakat tersebut sadar dan mencintai lingkungan.  
 
Kebakaran lahan  gambut di Provinsi Riau tahun 2015 yang mencapai 5.595 hektar menjadi alasan Agus (sapaan akrab Agus Subairi) ikut terlibat aktif menjadi pendakwah yang bertugas mengkampanyekan kesehatan lahan gambut di Provinsi Riau ke desa-desa yang ada di pelosok.  
 
Rendahnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat Riau tentang kelestarian lingkungan mendorong Agus untuk mencari cara agar kampanye kesehatan lingkungan terutama soal larangan merusak lahan gambut dapat dilaksanakan secara terarah dan maksimal. 
 
Menjadi seorang pendakwah yang setiap hari harus meluruskan pemahaman dan menjadi seorang bapak untuk dua orang anaknya yang harus mencari nafkah dibutuhkan perencanaan yang matang, kapan dia harus bekerja dan kapan dia harus terjun ke masyarakat. 
 
Akhirnya, Agus memiliki ide,  memanfaatkan  profesi staf TU di Sekolah Tinggi Agama Islam Syarif Hasyim Siak Sri Indrapura untuk menggabungkan dua tugas sekaligus, pertama tugas sebagai seorang kepala keluarga kedua tugas sosial sebagai bagian dari anggota masyarakat. 
 
Sejak itu (2017), Agus memasukan program kampanye lingkungan pada Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang rutin dilakukan mahasiswa STAI Syarif Hasyim Siak Sri Indrapura. Biasanya KKN dilangsungkan di Desa-desa yang terdapat lahan gambutnya, sehingga mahasiswa bisa secara mudah mengedukasi warga terkait bagaimana menjaga dan merawat lahan gambut. Tentu semua itu atas persetujuan dari pihak kampus terutama dosen pembimbing. 
 
“Kebetulan saya gabung dai gambut tahun 2017, dan saya pun memiliki tugas di kampus STAI Syarif Hasyim, ketika KKN selalu saya arahkan agar mahasiswa bersama warga menjaga lingkungan,” kata Agus saat berbincang dengan NU Online.
 
Menurut Agus, metode tersebut memiliki pengaruh yang positif terhadap pengetahuan warga soal menjaga dan melestarikan lingkungan. Kemauan masyarakat pun mulai meningkat, hal itu dibuktikan dari aktivitas warga di lahan gambut yang tidak berani lagi membuka lahan dengan cara dibakar. 
 
“Saya bersyukur sekali tidak ada lagi yang terang-terangan mau membuka lahan dengan cara dibaka. Dan agar kesadaran menjaga lahan gambut meningkat tajam di Provinsi Riau, kampanye melestarikan lahan gambut juga saya lakukan saat bimbingan skripsi kepada para mahasiswa,” ujar Staf TU yang kini mulai menjadi Asisten Dosen ini. 
 
Selain dua cara diatas, Agus tidak lupa terjun ke masyarakat untuk sekedar mengajak warga memulihkan lahan gambut. Misalnya saat ada kegiatan pengajian dan sosialisasi lingkungan oleh BRG selalu diperkuat bagaimana paradigma warga mengenai kelestarian alam. 
 
“Tapi memang bagi saya, ajakan tersebut akan mudah diimplementasikan ketika masyarakatnya sadar akan pentingnya menjaga lingkungan,” tutur Pria yang lahir di Probolinggo, 21 Maret 1976 ini. 
 
Karena itu menurut Agus, pendekatan agama untuk menyadarkan warga akan pentingnya menjaga lingkungan sudah tepat. Sebab, Islam pun telah mengharamkan umatnya merusak kelestarian alam. Dia berharap, Badan Restorasi Gambut (BRG) RI terus meningkatkan peranan dan fungsinya, agar lahan-lahan gambut dapat pulih kembali. 

Kampanye Dimulai dari Lingkungan Terkecil
Selanjutnya, menjaga lingkungan dalam benaknya adalah menjaga seluruh kebersihan dan kesucian lingkungan hidup kita. Dimulai dari keluarga sampai kepada jangkauan yang lebih luas.
 
“Bagaimana  agar kebersihan dan menjaga lingkungan diajarkan kepada anak-anak kita. Misalnya bagimana menanam pohon yang tidak merusak ekosistem lain, bagaimana merawat, dan merusak dan lain sebagainya,” ungkapnya. 
 
Dia mendorong masyarakat yang tinggal di lahan gambut untuk tidak berkeluh kesah karena jika dikelola dengan baik lahan gambut tersebut bisa berdampak positif untuk lingkungan umat manusia. Sebaliknya, dia berharap masayarakat dapat mensyukuri karena sudah diberikan anugerah berupa lahan gambut. 

Pewarta : Abdul Rahman Ahdori 
Editor  : Kendi Setiawan