Lingkungan

MUI Dorong Dai Masukkan Tema Lingkungan dalam Dakwah di Kawasan Gambut

Jum, 24 April 2020 | 12:30 WIB

MUI Dorong Dai Masukkan Tema Lingkungan dalam Dakwah di Kawasan Gambut

Pengelolaan lahan gambut oleh BRG. (Foto: BRG)

Jakarta, NU Online
Majelis Ulama Indonesia (MUI) mendorong kepada 257 Dai Peduli Gambut (DPG) atau para pegiat dakwah di kawasan gambut melakukan inovasi atau pembaruan metode berdakwah. Upaya itu dinilai penting untuk mengukur sejauh mana keberhasilan pendakwah mengajak masyarakat dalam menjaga dan merawat lahan gambut di tujuh provinsi di Indonesia.
 
Ketua Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Majelis Ulama Indonesia (PLH dan SDA MUI), H Hayu Prabowo menuturkan, pendekatan dakwah di pedalaman terkhusus di desa-desa gambut diperlukan persiapan yang matang, mengingat pengetahuan warga soal merawat gambut yang masih rendah. Menurutnya, tema-tema menjaga kelestarian alam dapat memadukan dalil agama dan hasil kajian ilmiah. 
 
Selain itu, kegiatan berdakwah juga bisa dilakukan dengan menggaet Ormas-ormas Islam yang ada di tempat tersebut. Melalui pendekatan-pendekatan itu, masyarakat bisa mendengar dan mengikuti imbauan dari para pendakwah. 
 
"Iya memang seorang dai apalgi dia membicarakan soal lingungan hidup butuh memadukan tekstual agama dan kajian ilmiah. Juga bisa dengan memberdayakan Ormas Keagamaan," kata H Hayu Prabowo saat menjadi Narasumber di Forum Diskusi Online Dakwah Sejuk di Lahan Gambut yang diselenggarakan oleh BRG RI, Jumat (24/4) siang. 
 
Ia menambahkan, imbauan agar masyarakat menjaga kelestarian alam telah dilakukan  MUI sejak beberapa tahun yang lalu. Menurut Hayu, fatwa haram membakar lahan atau hutan juga sudah dikeluarkan. Meski begitu, dia tidak menafikan, jika kekuatan fatwa tersebut tidak seluas produk hukum yang dibuat oleh pemerintah.
 
Kemudian, kerusakan alam di pedesaan jangan sampai terus terjadi sebab akan berakibat fatal terhadap kawasan yang ada di perkotaan. Artinya, di mana pun itu lingkungan harus tetap dijaga agar tidak rusak dan menimbulkan ancaman untuk umat manusia. 

"Fokus kita tidak hanya di daerah tapi juga perkotaan. Masalah gambut itu perubahan iklim. Karena itu pencegahan paling bagus yakni tidak ada cara lain selain menjaga iklim," tuturnya.
 
Selanjutnya, dia mengimbau kepada seluruh umat Islam di Indonesia untuk ikut serta menjaga alam dimulai dari lingkungan terdekat termsuk tempat tinggal dan masjid. Hal yang harus diketahui oleh kaum Muslimin, lanjut Prabowo, bahwa kerusakan alam adalah kerusakan moral umat manusia.
 
"Kerusakan alam itu intinya kerusakan moral maka kita harus menggunakan pendekatan agama untuk mengkampanyekan ini," kata Hayu Prabowo. 
 
Prabowo menuturkan, MUI kini memiliki ragam program kelestarian lingkungan seperti Eco Masjid dan Eco Ramadhan. Dalam program tersebut pengurus masjid dilatih mengelola air wudhu, mengatur penggunaan energi dan penghijauan di lingkungan masjid.  
 
Pewarta: Abdul Rahman Ahdori 
Editor: Kendi Setiawan