Nasional

5 Peristiwa Sejarah Penyebab Ka’bah Ditutup, dari Perang hingga Wabah

Kam, 30 Juni 2022 | 22:00 WIB

5 Peristiwa Sejarah Penyebab Ka’bah Ditutup, dari Perang hingga Wabah

Ka'bah. (Foto: Haramain)

Jakarta, NU Online
Ka’bah di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi pernah mengalami peristiwa cukup kelam berupa penutupan. Peristiwa tersebut terjadi karena beberapa faktor, dari peperangan hingga wabah.


Dampak dari penutupan tersebut, masyarakat Makkah dan umat Islam dunia tidak dapat beribadah seperti biasa di Ka’bah. Setelah risalah Islam masuk, umat Islam tidak bisa menunaikan ibadah, baik umrah maupun haji.


Berikut lima peristiwa bersejarah yang menjadi faktor Ka’bah ditutup:


1.Serangan Abrahah

Peristiwa tersebut dinamakan tahun gajah. Hal itu merujuk pada pasukan Abrahah yang menggunakan gajah ketika menyerang Ka’bah. Peristiwa ini terjadi pada Muharram atau Februari 570 M. Tepat 50 hari setelah itu Nabi Muhammad saw lahir.


Banyak penduduk lantas lari ke pegunungan untuk menyelamatkan diri. Di tahun itu pula, warga tak bisa beribadah ke makkah sebab takut akan perang.


Sampai di Makkah, tentara Abrahah yang terkenal perkasa dengan batalion gajahnya itu tak mampu menyentuh Ka’bah. Bahkan Allah swt mengirim bala tentara Ababil yang membawa batu-batu api dari neraka untuk menghujani pasukan Abrahah.


2. Serangan Qaramithah

Tragedi Qaramtihah menjadi salah satu sebab Ka’bah tidak dikunjungi umat Islam dari seluruh dunia karena alasan keamanan.


Pada musim haji tahun 317 H/ 886 M, segerombolan perampok datang ke Makkah untuk berbuat onar. Mereka merupakan kelompok Qaramithah (termasuk Syiah Ismailiyah) di bawah pimpinan Abu Thahir Sulaiman bin Abu Said al-Husain al-Janabi. Keberadaan mereka sangat ditakuti. Mendengar namanya saja, orang-orang Makkah segera mengamankan diri masing-masing.


Qaramithah juga mencuri batu yang amat dimuliakan hingga menyebabkan Ka’bah tanpa Hajar Aswad dalam waktu 22 tahun. Tidak saja hilangnya batu suci itu, bersamaan dengan peristiwa tersebut terjadi pula pembantaian massal jamaah haji dan penduduk Makkah secara umum.


3. Wabah kolera dan meningitis

Setelah abad ke-19, banyak wabah seperti kolera dan meningitis menyebar di Hijaz, semenanjung Arab. Wabah itu menyebabkan sekitar 8.000 orang meninggal.


Imbas penyakit yang menyebar ini, pihak berwenang tidak mengizinkan peziarah ke Makkah mulai dari 1837 hingga 1892. Dokter dari Mesir juga mendirikan tempat untuk karantina di jalan menuju Makkah guna melindungi warga.


4. Perebutan Ka'bah

Pada 20 November 1979, Juhayman al Otaybi menyerbu Ka'bah sebelum matahari terbit. Dia menyatakan beberapa tuntutan politik termasuk pembubaran rezim Saudi. Ia juga menuntut mengakhiri hubungan kerajaan dengan Amerika Serikat, penghentian penjualan minyak ke negara-negara Barat, dan penutupan pangkalan militer asing.


Komite Cendekiawan Tinggi kerajaan lalu mengeluarkan fatwa meminta Saudi melancarkan intervensi bersenjata dan menyingkirkan semua pemberontak. Penyerbuan berlangsung sekitar 15 hari dan berakhir usai Saudi mendapat bantuan pasukan khusus dari Prancis.


Selama penyerbuan, Ka'bah ditutup dua pekan. Imbas serbuan itu, 127 tentara Saudi, 117 pendukung Juhayman, dan 26 warga sipil tewas. Juhayman dan 62 pengikutnya kemudian dijatuhi hukuman mati.


5. Pandemi Covid-19

Virus Corona menyerang dunia pada awal tahun 2020. Virus yang menyebabkan wabah Covid-19 itu berasal dari Wuhan, Tiongkok pada Desember 2019. Kemudian menyebar luas ke hampir seluruh negara di dunia, termasuk Arab Saudi.


Setelah WHO menetapkan bahwa Covid-19 merupakan pandemi, Pemerintah Arab Saudi menutup seluruh aktivitas ibadah di Makkah dan Madinah. Kebijakan tersebut berimbas pada umrah dan haji yang dilakukan terbatas dan ketat pada tahun 2020 dan 2021.


Pewarta: Fathoni Ahmad
Editor: Muhammad Faizin