Nasional LITERASI DIGITAL

Adaptif dengan Teknologi, Santri Tak Perlu Khawatir Kehilangan Profesi di Masa Depan

Sel, 23 Agustus 2022 | 02:00 WIB

Adaptif dengan Teknologi, Santri Tak Perlu Khawatir Kehilangan Profesi di Masa Depan

Seminar Literasi Digital oleh RMI dan Kominfo di Pondok Pesantren Al-Mujahid, Samarinda, KalimantanTimur Sabtu lalu.

Jakarta, NU Online

Ceo Axar School, Hasim Habibi Mustofa mengatakan bahwa semakin maju teknologi memang membuat banyak profesi manual dihilangkan. Namun bukan berarti di masa depan tidak ada peluang profesi untuk generasi sekarang. Justru di masa depan terdapat jutaan profesi yang ditawarkan. Asalkan santri dan santriwati adaptif dengan perubahan teknologi.


“Semakin ke sini beberapa profesi semakin menghilang karena digantikan dengan teknologi, namun jangan khawatir bukan berarti di masa depan tidak ada pekerjaan, justru ke depan peluang pekerjaan semakin banyak, jika kalian mau belajar dan menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi,” ungkapnya kepada santri/santriwati saat mengisi acara Literasi Digital yang diselenggarakan oleh RMI dan Kominfo di Pondok Pesantren Al-Mujahid, Samarinda, KalimantanTimur Sabtu lalu.


Hal dasar yang perlu diketahui oleh santri dan santriwati menurutnya adalah pengetahuan tentang ICT (Informastion, Communication, and Technology). Karena ICT yang membawa perubahan-perubahan signifikan terhadap peradaban teknologi, yang mempengaruhi dunia industri, ekonomi, kesehatan maupun pendidikan.


“Untuk memahami dunia digital yang sangat masif. Pertama-tama harus mengerti secara teoritis apa itu ICT. Sederhananya ICT adalah teknologi yang dibutuhkan untuk memproses informasi, khususnya penggunaan alat komputer, perangkat komputer dan software aplikasi,” jelasnya.


Perkembangan ICT menurut lulusan magister Universitas Wuhan China tersebut sangatlah penting, karena mempengaruhi revolusi Industri di setiap masanya.


“Semakin maju ICT maka revolusi industri perkembangannya juga semakin pesat, di masa revolusi industri 0.1 ditemukan mesin uap dengan tenaga otot manusia, di revolusi industry 0.2 mulai ditemukan listrik, di revolusi industri 0.3 mulai ditemukan mesin otomatis yang bergerak sendiri, di revolusi 0.4 ditemukan internet sehingga semakin ke sini semakin mempermudah pekerjaan manusia,” paparnya di acara yang bertema Revitalisasi Santri di Era Digital tersebut.


Ia menegaskan santri santriwati perlu peka terhadap perubahan teknologi, selama bisa beradaptasi dengan perubahan maka santri dan santriwati bisa semakin survive, dan mendapat peluang pekerjaan seperti programmer, influencer dan lainnya.


Kontributor: Siti Maulida

Editor: Fathoni Ahmad