Nasional

Agama sebagai Inspirasi, Menag Yaqut: Itu Saya Kutip dari Kiai Said

Sel, 26 Januari 2021 | 12:00 WIB

Agama sebagai Inspirasi, Menag Yaqut: Itu Saya Kutip dari Kiai Said

Menag Yaqut saat bersilaturahim ke Kantor PBNU, Selasa (26/1). (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online
Menteri Agama Republik Indonesia (Menag RI) H Yaqut Cholil Qoumas bersilaturahim ke Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Jalan Kramat Raya 164 Jakarta Pusat, pada Selasa (26/1) sore. Silaturahim tersebut bertujuan untuk sowan kepada Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj. 


Bersama dengan Menag Yaqut, hadir pula Sekretaris Jenderal Kementerian Agama (Sekjen Kemenag) RI Nizar Ali, Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis) Muhammad Ali Ramdhani, Direktur Pendidikan Diniyah dan Pesantren Waryono Abdul Ghofur, dan Dirjen Bimas Islam H Kamaruddin Amin.


Pada kesempatan itu, Menag Yaqut mengatakan bahwa saat menerima amanat dari Presiden Joko Widodo, satu-satunya kiai yang diingat hanya Ketum PBNU KH Said Aqil Siroj. Bahkan ia mengaku tidak mengingat sang kakek KH Bisri Mustofa dan ayahnya KH Cholil Bisri.


“Oleh karena itu di awal sambutan saya ketika diminta untuk menyampaikan sambutan, yang saya kutip pernyataannya Kiai Said Aqil Siroj bahwa agama itu adalah inspirasi bukan aspirasi,” terang Gus Yaqut.


Kutipan tersebut adalah kalimat judul buku Kiai Said yang diterbitkan pada 2006 yakni Tasawuf sebagai Kritik Sosial: Mengedepankan Islam sebagai Inspirasi, Bukan Aspirasi. “Kalimat dari bukunya Kiai Said itu yang saya kutip karena saya tidak membayangkan yang lain,” katanya.


“Alhamdulillah gravitasi Pak Nizar ini baik, sehingga pernyataan Kiai Said itu kemudian diterjemahkan sampai ke kantor-kantor Kemenag di daerah,” jelasnya. 


Di kesempatan yang sama, Kiai Said mengutip ungkapan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) bahwa Departemen Agama tak ubahnya seperti pasar. Semua hal ada di sana, tetapi hanya satu yang tidak ada yakni agama. 


“Di luar negeri itu tidak ada Kementerian Agama. Karena yang ada itu, Kementerian Haji dan Wakaf. Karena agama tidak layak didepartemenkan. Agama itu kewajiban raja, presiden, sampai menteri-menterinya juga wajib memperjuangkan agama,” katanya. 


Lebih lanjut Kiai Said menegaskan, agama adalah amanah bagi semua orang. Dari presiden hingga rakyat di akar rumput menjadi kewajiban untuk menjaga dan mendakwahkan agama, sehingga tidak perlu dibuat lembaga atau didepartemenkan.


Di hadapan Gus Yaqut juga, Kiai Said melantunkan sebuah syair. Lalu diterjemahkan bahwa sejelek-jeleknya manusia adalah kalau hanya mengandalkan nenek moyangnya. “Saya keturunan Mbah Cholil, saya keturunan kiai besar, saya keturunan Sunan Gunung Djati,” terang Kiai Said.


“Manusia paling bagus adalah keturunan orang besar, saya pun membangun kebesaran. Nah ini keturunan kiai besar, saya pun menjadi Menteri Agama,” tegas Kiai Said disambut tepuk tangan hadirin. 


Sebagai informasi, pertemuan ini dibatasi yang hanya dilakukan oleh Pengurus Harian PBNU dengan Menag dan jajarannya. Sebelum melangsungkan pertemuan di lantai 8, terlebih dulu semua orang yang ingin hadir dilakukan tes swab antigen di lantai dasar, halaman Gedung PBNU.


Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Fathoni Ahmad