Nasional HAJI 2022

Air Mata yang Mengalir di Hadapan Ka’bah

Rab, 29 Juni 2022 | 05:00 WIB

Air Mata yang Mengalir di Hadapan Ka’bah

Air mata jamaah haji mengalir begitu saja ketika menghadap Ka'bah.

Makkah, NU Online

Air mata mengalir begitu saja manakala sepasang mata Anisa Khairunnisa, salah satu jamaah haji Indonesia, bertemu dengan kiblat umat Islam seluruh dunia, Ka’bah, tanpa ada sesuatu yang menghalanginya. Tangis bahagia tumpah seketika saat ia bisa secara langsung menatapnya tanpa ada yang membatasi.


“Alhamdulillah ya Allah. Pertama melihat Ka’bah saya menangis terharu dan pertama kali saya ke sini langsung inget sama emak. Karena kata-kata emak, Alhamdulillah saya di sini, ibadah dengan tenang, bisa umrah sudah empat kali,” kata perempuan asal Garut, Jawa Barat itu pada Senin (27/6/2022).


Menjadi kebahagiaan tersendiri bagi orang-orang yang memiliki kesempatan langsung untuk shalat di Masjidil Haram, bahkan di mataf atau tempat thawafnya. Sebab, Ka’bah langsung di hadapan, tak terhalang oleh apapun.


“Bahagia” menjadi satu kata untuk menggambarkan perasaan yang disampaikan oleh beberapa jamaah haji Indonesia ketika dimintai testimoni oleh tim Media Center Haji (MCH) 2022.
 

Hal itu pula yang dirasakan betul oleh Anisa. Ia berangkat haji bersama suaminya. Dalam kesempatan itu, ia berdoa untuk keluarga, anak-anak, dan suami semoga bisa kembali ke Makkah lagi bersama keluarga. “Buat keluarga, terima kasih buat semua doa. Alhamdulillah, saya dan suami kuat menjalankan ibadah di sini, sampai titik ini,” ujarnya
 

Deni Iqbal Samsori dari Garut juga menyampaikan rasa syukurnya bisa berhaji dan melihat Ka’bah pada tahun 2022 ini. “Sangat bahagia soalnya nunggu 10 tahun ditambah Covid 2 tahun. Alhamdulillah bersyukur sekali kepada Allah swt bisa berangkat ke sini,” katanya.
 

“Bahagia sekali, soalnya dari sekian juta dari Indonesia hanya sebagian bisa datang ke sini sangat terharu sekali,” tandasnya.
 

Pada kesempatan di Masjidil Haram, doa yang paling ingin dipanjatkan adalah ingin bersama keluarga datang ke kota suci ini. “Ingat sama anak, orang tua, mertua, dan sanak saudara. Pingin sama-sama ke sini. Apalagi ke Makkah al-Mukarramah. Bisa haji bersama-sama, soalnya sekarang kalau daftar nunggu agak lama,” tuturnya.
 

 

Abdul Yadin Ahmad dari Banjarnegara Jawa Tengah menyampaikan, pergi ke Makkah ini yang kedua kalinya. Pertama untuk melaksanakan umrah pada 2014. Untuk haji, baru yang pertama kalinya. “Sekarang saya menangis sekali, karena istri saya tidak ikut karena belum daftar dan harapan saya untuk anak dan istri, saya doakan harus ibadah ke Tanah Suci Makkah dan Madinah.”
 

“Saya melihat Ka’bah pasti nangis seharian. Ini saya nangis sekali (sambil nangis) ingat istri dan ingat orangtua saya lagi sakit stroke, mudah-mudahan orang tua saya cepat sembuh,” ujarnya.
 

Ia berharap perjalanan hajinya bisa diterima Allah swt dan kembali ke tanah air dengan selamat bertemu dengan sanak saudara dan keluarga.
 

Jamaah haji Indonesia berada di Arab Saudi selama 42 hari, dengan mengunjungi dua kota suci Makkah dan Madinah. Khusus untuk di Madinah, mereka diberi kesempatan untuk menjalankan shalat Arbain, yaitu shalat 40 kali selama berturut-turut di Masjid Nabawi Madinah. Dengan demikian, dibutuhkan waktu delapan hari. Selebihnya, mereka tinggal di Kota Makkah.
 

Pewarta: Achmad Mukafi Niam
Editor: Syakir NF