Nasional

Akhir Pekan di Masjid Raya Al-Jabbar, Destinasi Wisata Baru di Bandung

Ahad, 15 Januari 2023 | 17:00 WIB

Akhir Pekan di Masjid Raya Al-Jabbar, Destinasi Wisata Baru di Bandung

Masjid Raya Al-Jabbar di Jalan Cimencrang, Kecamatan Gedebage, Kota Bandung, Jawa Barat. (Foto: NU Online/Indi)

Bandung, NU Online
Kini ada destinasi wisata religi baru di Kota Bandung yakni Masjid Raya Al-Jabbar yang berlokasi di Jalan Cimencrang, Kecamatan Gedebage, Kota Bandung, Jawa Barat. Masjid ini baru diresmikan per 30 Desember 2022 lalu dan menjadi magnet wisata anyar di Kota Kembang. Di akhir pekan, masjid ini sudah mulai dipadati pengunjung yang hendak berwisata religi.


Tak hanya penduduk setempat, masjid yang dibangun di atas danau buatan tersebut juga didatangi warga dari luar kota. Pada Ahad (15/1/2023) Jurnalis NU Online berkesempatan mengunjungi masjid dengan desain yang unik dan melihat langsung suasana di akhir pekan sekaligus berbincang dengan salah satu pengunjungnya.


Ditemui NU Online di lokasi, salah satu pengunjung bernama Rahmat, mengaku sengaja datang ke Masjid Raya Al-Jabbar bersama sang istri dan seorang putri. “Si Dede (anak perempuannya) minta lihat Masjid Al Jabbar,” kata Rahmat.


Tiba di lokasi pada pukul 11.30 WIB, Rahmat yang berasal Cimahi, Jawa Barat mengaku harus menempuh 1,5 jam dari kediamannya untuk tiba di masjid itu. Ia berangkat pukul 9 pagi menggunakan kendaraan motor pribadi.


“Tadi pakai motor, itu juga kena macet pas mau masuk sini. Gimana kalau naik mobil,” ungkap dia.


Sejak pertama kali dibuka, animo masyarakat untuk mengunjungi Masjid Al-Jabbar sangat tinggi. Rombongan dari luar daerah bahkan menggunakan armada bus untuk mengunjungi masjid yang disebut-sebut mampu menampung 33,000 jamaah itu.


Sayangnya, akses keluar-masuk Masjid Al-Jabbar belum bisa dikatakan tertata rapi. Akses jalan yang sempit, membuat laju kendaraan lambat. Selain itu, fasilitas parkir resmi dari pihak pengelola Masjid Al-Jabbar pun masih belum tersedia.


Kendaraan para pengunjung terparkir “berserakan” di sekitar masjid, lantaran lahan parkir yang tidak ada. Mereka memarkirkan kendaraan di area luar masjid dan lahan warga setempat. Hal tersebut kian memperparah laju kendaraan masuk dan keluar Masjid Al-Jabbar yang terkoneksi dengan area Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA).


“Tadi parkir saja di sana (sebelum masjid),” ujar Rahmat.


Sebagai pengunjung, Rahmat berharap fasilitas parkir resmi kelolaan masjid Al-Jabbar dapat segera tersedia, mengingat parkir yang berantakan itu membuat laju keluar-masuk kendaraan di Jalan Cimencrang yang sempit “mampet”, lantaran lambatnya pergerakan.


“Semoga lahan parkir ada. Biar parkirnya nggak bingung, nggak di mana-mana,” ucap dia.


Di balik pembangunan Masjid Al-Jabbar

Melansir akun Instagram resmi @masjidrayaaljabbar, latar belakang dibangunnya Masjid Raya Al-Jabbar adalah mayoritas penduduk Provinsi Jawa Barat yang beragama Islam. Meski mayoritas penduduk Muslim, Jawa Barat belum mempunyai masjid raya yang dapat menampung dan menjadi pusat kegiatan keagamaan dalam skala besar.


Hal ini tampak dari kapasitas Masjid Raya Provinsi Jabar yang berlokasi di Alun-alun Bandung dan Masjid Pusdai di Jalan Diponegoro yang masih terbatas. Dinilai belum memiliki masjid yang menjadi ikon kokoh nilai religius seperti Masjid Istiqlal Jakarta, atau Masjid Kubah 99 Sulawesi Selatan, kemudian lahirlah gagasan pembangunan Masjid Raya Al-Jabbar.


Pembangunan Masjid Raya Al-Jabbar sendiri membutuhkan waktu selama 7 tahun. Tahap awal dimulai pada tahun 2017 dan selesai pada akhir Desember 2022. Proses pembangunan sempat tersendat pada tahun 2020, lantaran wabah Covid-19 melanda.


Pada 2015-2017, proses perancangan (desain) masjid oleh Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Barat yang saat itu masih menjabat sebagai Wali Kota Bandung. Pada 2017, mulai dilakukan pembebasan lahan. Selain itu, peletakan batu pertama Masjid Al Jabbar pada 29 Desember 2017 dan menandakan awal pembangunan.


Pada 2018, tahap I pembangunan terdiri dari:

- Bangunan utama Masjid Al Jabbar dengan luas 99 m x 99 m
- Penutup atap Kubah Utama menggunakan 6.136 lembar kaca yang disusun seperti sisik ikan
- 88 kanopi pada atap Kubah Utama
- Rangka minaret dengan tinggi 99 m
- Plaza luar untuk area terbuka
- Instalasi WTP (Water Treatment Plant)


Kemudian pada tahun 2019, tahap II pembangunan meliputi:

- Pembangunan struktur jembatan, struktur kolam reflektif, dan struktur plaza bundar
- Pemasangan lantai/keramik di lantai dasar
- Pemasangan plafon di lantai dasar
- Perbaikan ramp untuk difabel
- Site development
- Talang air hujan, sewage pit, AC, dan springkler
- Backup genset


Pada tahun 2020, tahap III pembangunan meliputi:

- Overstek plaza depan, sheet pile, galian tanah keliling masjid, struktur rumah pompa, penutup plat lantai dan orprit jembatan
- Pengerasan jalan beton dan pematangan lahan
- Pasangan pintu dan jendela, pekerjaan sanitair


Akhir 2021-2022, masuk pada tahap IV pembangunan meliputi:

- Pekerjaan masjid: Artwork, plafon masjid, pekerjaan lantai, special lightning, sound system, minerat, outdoor
- Pekerjaan interior ma'rodh: Struktur, interior, MEP, dan multimedia
- Pekerjaan landscape: Tapak, taman, struktur MEP dan sanitasi, menara pandang


Lalu, pada tahun 2022, peresmian Masjid Al Jabbar pada 30 Desember 2022.


Pewarta: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Muhammad Faizin