Akibat Pemahaman Dangkal terhadap Pancasila dan Islam
- Kamis, 8 September 2016 | 04:04 WIB
Jember, NU Online
Gerakan “Islam radikal” yang menentang Pancasila, perlu disikapi dengan bijaksana. Sebab, mereka tidak paham dengan posisi Pancasila yang sebenarnya. Lebih dari itu, dorongan yang kuat dari dalam diri mereka untuk menjadikan Indonesia sebagai negara khilafah islamiyah, membuatnya kian membutakan mata terhadap Pancasila.
Hal tersebut diungkapkan Wakil Sekretaris PCNU Jember Mochammad Eksan saat menyampaikan tausyiah dalam resepsi HUT RI ke-71 di Desa Silo, Kecamatan Silo, Jember, Jawa Timur, Rabu (7/9).
Menurut Eksan, mereka terlalu apriori sehingga dengan pemahamnnya yang dangkal terhadap Pancasila sekaligus Islam, lalu mencap keduanya saling bertentangan, yang ujung-ujungnya menilai Pancasila perlu diganti. "Mereka punya pemahaman yang sesat dan menyesatkan tentang Pancasila dan Islam. Terus terang saya dan kita semua merasa musykil dengan itu semua," tuturnya.
Mantan aktivis IPNU Jember itu menjelaskan seputar deklarasi hubungan antara Islam dan Pancasila sebagaimana yang diputuskan dalam Muktamar NU ke-27 tahun 1984 di Situbondo.
Deklarasi tersebut, katanya, bahwa Pancasila adalah asas negara dan Islam adalah aqidah. Intinya bahwa umat Islam dan warga Indonesia yang lain dalam menjalankan mu'amalah kenegaraan pegangannya adalah Pancasila. Namun dalam soal keagamaan, umat Islam dasarnya adalah Islam. "Pancasila posisinya adalah dasar negara. Itu bukan dimaksudkan untuk menggantikan posisi agama. Ini yang sesungguhnya," ungkap Eksan.
Ia mengaku heran jika saat ini masih terdapat anasir anak bangsa yang menyangsikan kesahihan Pancasila sebagai ideologi bersama seluruh anak bangsa. Mereka masih berpikir untuk menggantikan Pancasila dengan ideologi lain, yang menurut mereka lebih sahih. "Padahal dalam pandangan KH Ahmad Shiddiq, Pancasila itu sudah dimakan puluhan tahun lamanya sehingga tak perlu dipersoalkan halal haramnya," urai Eksan.
Kendati demikian, Eksan mengaku sedikit memahami terkait penolakan mereka terhadap Pancasila. Sebab, mereka memamg tidak tahu dan tidak terlibat dalam perumusun Pancasila, apalagi dalam berjuang mengusir penjajah.
Dikatakannya, umat Islam, khususnya pesantren dan para ulama NU mempunyai saham yang tidak kecil dalam pendirian negara republik Indonesia dan perumusan Pancasila. "Jadi kemerdekaan yang kita rasakan saat ini, ini bukan hadiah, tapi hasil perjuangan para ulama juga, dan kita tinggal menikmatinya dan wajib memeliharanya. Mereka yang tidak pernah mencicipi sulitnya berjuang, eh, tiba-tiba mau mengganti Pancasila dan mengoyak-koyak NKRI. Enak aja. Tunggu dulu bro," cetusnya. (aryudi a razaq/abdullah alawi)
Download segera! NU Online Super App, aplikasi keislaman terlengkap. Aplikasi yang memberikan layanan informasi serta pendukung aktivitas ibadah sehari-hari masyarakat Muslim di Indonesia.
Nasional Lainnya
Terpopuler Nasional
-
1
-
2
-
3
-
4
-
5
-
6
-
7
-
8
-
9
Rekomendasi
topik
Opini
-
- Rofiq Mahfudz | Senin, 29 Mei 2023
Kiai Pesantren Memaknai Politik dengan Bermartabat
-
- Hafis Azhari | Sabtu, 27 Mei 2023
Ketika Timur Semakin Mengenal Barat
-
- Ahmad Munji | Sabtu, 20 Mei 2023
Pilpres Turkiye 2023 dan Investasi Ideologis Erdogan
Berita Lainnya
-
Menaker Imbau Masyarakat Lebih Selektif Memilih Informasi Kerja di Luar Negeri
- Ketenagakerjaan | Ahad, 28 Mei 2023
-
Kemnaker Optimis UU PPRT Mampu Tekan Pelanggaran PRT
- Ketenagakerjaan | Sabtu, 27 Mei 2023
-
Menaker Tegaskan Hubungan Industrial Harmonis Tingkatkan Produktivas Kerja
- Ketenagakerjaan | Sabtu, 27 Mei 2023
-
Jakarta Bhayangkara Presisi bersama Pertamina Raih Runner-up di Final AVC Cup 2023
- Nasional | Selasa, 23 Mei 2023
-
Indonesia-Tiongkok Komitmen Perluas Kerja Sama Ketenagakerjaan
- Ketenagakerjaan | Selasa, 23 Mei 2023
-
Gerakkan Hidup Sehat, Fatayat NU Sulsel Bagi-Bagi Sayur ke Masyarakat
- Daerah | Senin, 22 Mei 2023
-
Menaker Ida Dorong Peningkatan Produktivitas Perempuan Melalui Wirausaha
- Ketenagakerjaan | Sabtu, 20 Mei 2023
-
Serap Ratusan Juta Rupiah, Pembangunan Mushala NU Ranting Dlingo Bantul Usai
- Daerah | Kamis, 18 Mei 2023
-
Tingkatkan Kompetensi dan Daya Saing SDM di Daerah, Menaker Apresiasi Hibah Lahan dari Pemda
- Ketenagakerjaan | Rabu, 17 Mei 2023