Nasional

Akui Kealiman Gus Baha, KH Musthofa Aqil Siroj: Belajarnya Gimana Sih?

Sen, 12 September 2022 | 17:00 WIB

Akui Kealiman Gus Baha, KH Musthofa Aqil Siroj: Belajarnya Gimana Sih?

KH Musthofa Aqil Siroj dan Gus Baha pada acara Haflah Tasyakur Khotmil Qur`an Pesantren KHAS Kempek Cirebon, Jawa Barat pada Sabtu (10/9/2022) lalu.

Jakarta, NU Online

KH Musthofa Aqil Siroj menanyakan cara belajar yang dilakukan oleh Gus Baha sehingga bisa menjadi seorang yang alim. Pertanyaan itu diajukan saat Gus Baha mengisi pengajian di acara Haflah Tasyakur Khotmil Qur`an Pesantren KHAS Kempek Cirebon, Jawa Barat pada Sabtu (10/9/2022) lalu.


"Semua orang sudah tahu sampeyan (Gus Baha) alim, menerangkannya enak. Cuma mereka tanya gimana sih duluĀ belajarnya kok bisa alim seperti ini?" tanya Kiai Musthofa kepada Gus Baha.


"Andai pertanyaan itu diajukan ke Mbah Moen, mungkin jawabnya: gurunya (dulu) siapa?" jawab Gus Baha disambut riuh hadirin.


Gus Baha kemudian melanjutkan, KH Maimoen Zubair dan KH Sahal Mahfudz sering mengatakan bahwa sebelum mengaji, santri harus terlebih dulu membaca kitab yang akan dibaca oleh guru di pengajian.


ā€œMisalnya ngaji Taqrib atau Wahab ke Mbah Moen, kamu baca dulu sebelum ngaji. Setelah dibaca misalnya Mbah Moen baca rofa, kamu baca jer. Mbah Moen baca jer, kamu baca rofa, berarti bodoh tulen sebab teori Anda semuanya salah. Kaya misalnya Mbah Moen baca wa dzakara sopo al-mushanifu, kamu baca wadzakarul mushanif,ā€ selorohnya.


Mbah Moen, kata Gus Baha, pernah mengatakan bahwa semua santri tidak mungkin bisa ngaji sorogan kepada Mbah Moen. Mengingat hal itu, cara untuk mengecek kebenaran bacaannya adalah dengan terlebih dahulu membaca kitab untuk kemudian bacaan tersebut dikonfirmasi dalam pengajian.


ā€œKalau kemiripannya 50 persen berarti setengah alim, kalau 70 persen berarti rada alim. Kalau nanti kemiripannya sudah 100 persen dan berkali-kali, berarti sudah luar biasa,ā€ tambahnya.


Gus Baha pun mengajak kepada para santri, khususnya santri Pesantren KHAS Kempek, Cirebon untuk melakukan metode tersebut. ā€œJadi yang ngaji sama Kiai Musthofa, Kiai Niā€™am, saya mohon santri belajar dulu biar bisa ngecek nanti guru saya baca seperti apa,ā€ tambahnya.


ā€œMakanya saya dulu PD (percaya diri) baca kitab di depan Mbah Moen karena ya ngecek,ā€ kenangnya.


Diceritakan Gus Baha, metode belajar ini terus ia lakukan sampai pada kitab yang dikaji di kelas menengah sampai atas.

 

ā€œDan itu terulang sampai kitab Wahab khatam, Jamā€™ul Jawamiā€™ khatam. Sehingga kita tahu. Jadi kalau diskusi kita kok salah ya tahu, kalau benar juga tahu, kalau tahqiq ya tahu,ā€ jelas Gus BahaĀ dalam video yang diunggahĀ NU Channel.


Pewarta: Aiz Luthfi

Editor: Fathoni Ahmad